Pertengahan Juni 2017
"Tunggu Mbak saya di jalan nihh oke".
"Okai.. Nanti kalau sudah dekat, saya nunggu dekat Pos Satpam, yang ada Taman di tengah".
"Tunggu Mbak saya di jalan nihh oke".
"Okai.. Nanti kalau sudah dekat, saya nunggu dekat Pos Satpam, yang ada Taman di tengah".
Percakapan Kamis pagi di jam keberangkatan saya. Hampir tidak ada yang berbeda dengan percakapan SMS di atas. Info dari pengemudi ojek online, mengabari keberadaannya. Perbedaan kali ini, pengemudinya Perempuan. Sepertinya ini yang kedua kali dari sekian kalinya memilih ojek online.
Sekitar 5 menit kemudian sambil aku menuju pos satpam, nampak pengendara motor meminggir ke arah pos satpam, dugaannya sudah pasti itu pengemudi ojek yang aku order. Sampailah kami di satu titik, Si Mbaknya memastikan apakah aku yang order? Ya jawabku.
"Wih keren, bawa helm sendiri", sahut Si Mba, melihat aku menenteng helm.
"Iya Mba, soalnya suka pulang bareng teman".
Sambil mengenakan jaket, Si Mbak menceritakan perjalanannya ngojek mulai jam 5 pagi, dari mana dan kemana, lalu aku berbalik siap berangkat sambil pemperhatikan Si Mbak.
Kesan pertama apa yang kulihat?
Bulu matanya lhoo, pakai bulu mata palsu. Cihuyyy...
Dari awal pun Si Mbak sudah banyak bercerita, sudah ketahuan ramai nih orangnya, hehe...
Mengawali perjalanan, Si Mba sudah berizin mau isi bensin lebih dulu. Di warungan aja katanya, biar ngga ngantri.
Mulailah kami memotong jalur menuju Pasar Jum'at. Sempat ingin lewat jalan lain agar ngga kena macet, tapi aku lebih mimilih jalur normal. Karena jalur yang akan dipilih Si Mba, sebenarnya lebih jauh. Teruslah melewati Lebak Bulus, Si Mbak sesekali bercerita akan perjalanan mengemudinya.
"Biasanya lewat sini macet ni Mba.. Saya sudah malas aja di jalan".
"Kalau jam pagi mungkin iya ya Mba, tapi kalau jam segini macetnya sedikit". Suasana adalah jam 9 Waktu Indonesia Bagian Lebak Bulus.
Jadilah aku iseng nanya-nanya sudah berapa lama ngojek?
Hampir 1 bulan katanya, selama tpuasa aja. Pertanyaan pun berlanjut, standarnya nanya: sudah berapa lama ngojek?
Ceritanya pun mengalir dari Si Mba, begini kesimpulannya...
Si Mba Ros ini milih ngojek hampir 1 bulan, tepatnya selama Ramadhan ini. Setelah kutanya, pekerjaan sebelumnya apa? Ternyataaa beliau bekerja di Karaoke Diskotik, yang selama Ramadhan tutup. Akhirnya memilih ngojek online sebagai penghasilannya.
"Kerja nemenim orang pusing Mba, karaoke sampai pagi. Selama Puasa tutup, jadi ya ngojek aja."
Jawabannya enteng, entah seperti apa biasanya. Silakan dibayangi aja, tempat hiburan karaoke malam, nemenin orang, pulang pagi. Ramadhan membuat dia "insaf" selama 1 bulan. Apa salah pekerjaan seperti itu? Versi kebanyakan orang bisa dibilang keliru, faktanya setiap tahun nyaris tempat hiburan malam ditutup, sesuai peraturan daerah.
Kembali kepada masing-masing orang, butuh uang untuk kebutuhan hidup, membiayai keperluan rumah tangga. Penghasilan dari Si Mba Ros ditambah penghasilan suami yang aktif ngojek online, nyatanya masih harus "mengais" dari yang lain.
Kebutuhan, pilihan, terpaksa?
Terlepas dari soal pekerjaan, unik lah hari itu. Diantar pengemudi kece pakai bulu mata palsu, berambut pirang daaan ketika diminta foto bareng, khasnya ngga mau ketinggalan "tunggu Mba, saya buka masker dulu. Biar hidungnya kelihatan". Sebuah titik silver, alias tindikan di hidungnya. Heheheee Si Mbak...
Lain kali ketemu lagi ya Mba, siapa tahu jadi netap ngojek. Nyetirnya lumayan aman, alias ngga ngeri kalau jadi penumpang. Semoga berkah Mba.. ^_^
Komentar