Karena Aku Tak Bisa Sendiri

Kalian tahu dan paham kan dengan diri kalian sendiri?
Meski pada beberapa keadaan, kita mungkin tak bisa memahami, seolah memahami tapi keliru atau cuek begitu saja.

Lalu apa artinya?

Bahwa selalu ada pihak lain, yang akan melihat dan mengingatkan kita. Meski tak jarang ada juga yang sungkan, karena tidak mau dibilang mengatur atau ikut campur. Tapi menjadi pengingat yang baik bila itu dimintai tanya. Menempatkan orang lain di sisi diri kita. Kadang itu keluarga, teman dekat, sahabat yang begitu rekat. Bisa juga dia yang diam-diam mencoba masuk dalam kehidupan kita. Siapa dia? Siapalah siapalah...

Irisan roti berteman selai, telur dan sawi hijau berpadu dengan Mie Instan, atau Puding dan Vla. Lhaaa kok makanan semua paduannyaa? Hiaaa... Mungkin sedang lapar. Tapi untuk lebih memudahkan ingatan, dan rasa yang mendalam saat6 menyebut makanan. Jika makanan itu tak berpelengkap, rasanya kurang pas, begitu kira-kira.

Itulah mengapa ada Kamerawan/wati bersama Reporter, Editor bersama Penulisnya. Karena semua menjadi kedekatan yang selalu disandingkan bersama. Bahkan ada juga yang bersanding di pelaminan (ahh Cinlok) ^^ Sudah terlalu mainstream abaikan!

Kaitannya dengan apa yang ingin ditulis?

Begini, kalau kalian membaca ini sebagai blog sebenarnya (maksudnya?) Ya tulisan blogger. Blogger dalam versiku adalah mereka yang sudah menjadi penulis sejati, bersama teman seprofesi blogger. Kalau aku? Apalah yang kalian tahu? Aku penulis, karena aku menulis (ada yang salah?) Memang keadaannya begitu, sebab memang pekerjaan juga sebagai penulis naskah.

Penulis yang tak bisa sendiri. Karena butuh gambar, maka perlu ada kamerawan. Produser atau supervisi sebagai pengawas. Editor sebagai perapi video. Begitu juga bagian lain yang akan mensupport dari naskah - video - menjadi bagian yang utuh, disajikan kepada penonton.

Aku tak bisa bekerja sendiri, membangun karya mandiri. Karena di situ aku butuh seseorang atau pihak yang bisa menyelaraskan ide, yang mungkin awalnya biasa saja tak terlihat apa-apa, bisa menjadi hal yang berkesan (menjadi apa).

Aku - kamu - kita - mereka, satu - dua - tiga - dan banyak, menjadi sesuatu.

Di situ aku butuh rekan untuk berbagi makna dari catatan yang tak tersampaikan, atau lisan yang tak tertulis.

Untuk mu yang tahu arti rasa, bahwa setiap catatan akan menjadi penanda. Ada kisah yang tertulis atau terlewat, bagian yang tak terlupa. Di situ ada kita yang saling mengisi, menjadi suatu karya.

Komentar