Karena Aku Apa? Kau Menjadi Siapa? Kita?

Menjadi semangat karena keberadaan, menjadi catatan karena tertuliskan. 
Itulah cerita, kenyataan.


*
Begitu banyak orang biasa yang menjadi apa, karena karyanya. Namun tak sedikit yang mungkin memandang sebelah mata. Bukan siapa-siapa, cibirnya. Satu ketika kekuatan itu bisa saja musnah, keyakinan yang kuat mematahkan semangat. Bahkan mungkin terucap dari orang yang paling kita kenal, begitu dekat.

Sebaliknya, ada sosok yang mampu membuat seorang lainnya yakin, atas apa yang dilakukannya. Sedikit proses menjadikannya berarti, memupuk harapan secara perlahan. Bisa jadi bukan dari seorang siapa-siapa.

Pernah ngga sih ngerasain hal itu?

Di saat kita merasa jadi ada saat ditiadakan. Menjadi seseorang saat yang lainnya melihat diri kita abu-abu. Kurasa kalian pernah.


**
Singkat catatan...

Kamu, yang tak pernah ku pandang sedikit pun. Tak juga ku pilih. Tapi seolah rangkaian puzzle ini pelan-pelan ditemukan. Meski belum jelas, apakah pasangan yang tepat atau milik yang lain.

Sulit rasanya terjawab. Di saat puing-puing ini tersatukan, tak juga kita atau salah satu dari kita mencoba menyusunnya. Walau aku coba menyusunnya perlahan, di waktu lain aku juga yang membuyarkannya kembali. Lebih baik terpisah? Atau menyatu dalam perbedaan?

Bukan keduanya. Perbedaan itu hanya bagian keraguan, yang sebenarnya selalu nyata tersirat, tanpa perlu ada jawaban. Sebuah kejelasan yang "sebenarnya" terlalu jelas, namun terasa rumit untuk diperjelas. Bahwa perbedaan itu muncul, karena dua sisi yang memang berbeda seharusnya disatukan, menjadi perpaduan yang berarti.

Komentar