Ini tentang perjalanan ke Pulau paling kiri, Sumatera. Mendarat di Bandara Kulanamu, melanjutan perjalanan menuju Kota Medan. Tak berhenti sampai di situ, perjalanan masih berlanjut menuju Langsa, Aceh. Sekitar 5 jam dari Medan. Perjalanan berlanjut dengan Bus besar.
Namanya juga kendaraan umum, Bus semua umat, otomatis perjalanannya tidak akan lancar jaya. Masih ngetem, nunggu penumpang atau jemput penumpang di jalan menuju Langsa.
Sepanjang perjalanan, pemandangan hutan sawit menyatu dengan rumah warga. Di luar terasa terik, berlindung di balik korden Bus lebih baik. Namun melihat pemandangan di luar menarik. Sesekali aku terpejam dalam ngatuk yang lumayan. Sekitar jam 22.30 sampai di Kota Langsa.
Setidaknya 5 hari ke depann akan bertugas. Bertemu Pak Walikota dan Pengungsi Rohingya. Pengungsi Rohingya, sebelumnya aku hanya mendengar atau melihat berita tentang mereka. "Terasing" di negerinya sendiri, menjadi manusia perahu. Umat Muslim yang tertindas, tidak diakui di negaranya.
Pertama kali datang ke pengungsian, wajah mereka yang setipe dengan warga Aceh membuat saya tidak bisa menebak mana para pengungsi? Relawan yang akhirnya memberi tahu. Relawan Dompet Dhuafa, menjadi salah satu tim yang ada di pengungsian. Ya, sejak warga Rohingya mendarat di Langsa, selain dari Pemerintah, berbagai LSM datang memberi bantuan. Ada pendidikan, kesehatan dan bantuan logistik.
Kunjungan ku ke Pengungsian Dinsos. Masuk ke areal pengungsian, anak-anak ecil menyambut. Mereka terlihat begitu senang, menggenggam erat tangan kami, termasuk aku yang digenggam seorang anak kecil dan dia tak mau melepaskan. Suasana yang begitu dalam, tanpa memandang siapa mereka dan kenapa, semua larut dalam kebersamaan.
Bersama Walikota Langsa |
Bersama Pengungsi Anak dan Teman Relawan |
Relawan DD Waspada |
Komentar