Bersinar dalam Keraguan

Tanyakan pada waktu. Menanti sesuatu yang belum pasti, tenggelam dalam imaji.

Seberapa lama pun menanti, begitu banyak waktu yang terbuang seperti sia-sia. Tapi pada kenyataannya, tak ada sesuatu yang sia-sia. Semua berjalan atas kehendakNya. Sebuah rencana biasa, yang bisa menjadi luar biasa tanpa kira.

***

Cukup lah penantian ini. Berada dalam ketidakjelasan, kepastian yang rapuh. Sementara angin masih bersembunyi, menyimpan kehangatan yang masih nyaman dalam tubuh. Setiap kali melawan, tiap kali pula ada tekanan. Menahan ucap yang seharusnya mampu keluar dari rongga napas.

Sosok yang muncul dari persembunyiannya. Bukan dalam kegelapan, tapi sinar terang yang tak pernah kulihat kepadanya. Pelan dan tiba-tiba, sinar itu berbalik seolah ingin membagi cahaya.

Cahaya apa ini?

Yang tak pernah aku meminta, tak juga aku mencari untuk mendapatkannya. Cahaya yang "mungkin" bagai seberkas sinar yang ingin dia beri, entah untuk apa? Atau sebagai bentuk apa?

Seperti batu yang tersinari, karena terberi maka menerimanya, padahal tidak meminta. Pancarannya indah, memberi berkas yang mampu menghasilkan variasi lebih cantik.


***
Jika memang sinar itu mampu memberi cahaya yang memang menerangi, maka jahat jika aku menghalaunya. Menjadi cahaya bulan yang ikhlas? Bisa juga menjadi cahaya lampu jalan, yang hanya berhenti di satu sisi, namun hanya didapatkan di titik itu? Atau hanya menjadi cahaya kendaraan yang hanya melintas begitu saja?

Indah menjadi cahaya permata, yang saat terkena sinar keduanya saling menyinari.



Komentar