Hujan itu berkah, begitu yang ku tahu. Tapi ada juga yang merasa itu musibah. Musibah, karena mungkin tiada henti dan membuat banyak orang kesal dibuatnya.
Mengapa menghardiknya?
Padahal, hujan adalah karunia dan rahmat Allah.
Maka berdo'alah di waktu hujan.
Kala hujan, di situ ada kenyamanan saat kita berteduh di bawah atap yang kokoh. Mencium aroma yang segar, menikmati angin yang sejuk, serta rintik yang beraturan. Seakan butiran air mata yang menetes perlahan, lalu turun cepat sepersekian detik, karena kesedihan yang mendalam atau rasa haru yang tak mampu dibendung.
Ada kehangatan, lewat secangkir minuman hangat. Ditemani rintik yang jatuh dari atap, menyentuh pelan di kaca jendela.
Saat pohon, dedaunan, rerumputan terbasahi, wanginya pun berpadu. Menghadirkan romantisme yang saling menyatu, seakan melengkapi.
Hujan...
Hujan menghadirkan cinta. Rasa cinta dari Sang Pemilik Semesta. Rasa cinta karena kita masih diberi waktu untuk menikmati karunia-Nya. Sementara ada yang merasakan kekeringan, teramat merindukan gumpalan awan yang menguap menjadi tetesan.
Dalam hujan ada banyak cerita dan kenangan.
Ada yang ingin menghapusnya, lewat tetesan hujan yang mengalir, terbawa arus entah kemana?
Meski rasanya membekas dalam ingatan.
Apapun cerita dan kenangan itu, biarlah teringat saat hujan turun dengan derasnya. Teringat kisah, mencatatkan sejarah. Tak apalah...
Tapi ingatlah, bahwa akan ada Indahnya pelangi yang muncul selepas hujan. Terdapat senyuman setelah mendung menggelayut.
Bahwa selalu ada terang setelah gelap.
Ada bahagia selepas duka. Aamiin...
#CeriTa #ART #23Pebruari2015
Mengapa menghardiknya?
Padahal, hujan adalah karunia dan rahmat Allah.
Maka berdo'alah di waktu hujan.
Kala hujan, di situ ada kenyamanan saat kita berteduh di bawah atap yang kokoh. Mencium aroma yang segar, menikmati angin yang sejuk, serta rintik yang beraturan. Seakan butiran air mata yang menetes perlahan, lalu turun cepat sepersekian detik, karena kesedihan yang mendalam atau rasa haru yang tak mampu dibendung.
Ada kehangatan, lewat secangkir minuman hangat. Ditemani rintik yang jatuh dari atap, menyentuh pelan di kaca jendela.
Saat pohon, dedaunan, rerumputan terbasahi, wanginya pun berpadu. Menghadirkan romantisme yang saling menyatu, seakan melengkapi.
Hujan...
Hujan menghadirkan cinta. Rasa cinta dari Sang Pemilik Semesta. Rasa cinta karena kita masih diberi waktu untuk menikmati karunia-Nya. Sementara ada yang merasakan kekeringan, teramat merindukan gumpalan awan yang menguap menjadi tetesan.
Dalam hujan ada banyak cerita dan kenangan.
Ada yang ingin menghapusnya, lewat tetesan hujan yang mengalir, terbawa arus entah kemana?
Meski rasanya membekas dalam ingatan.
Apapun cerita dan kenangan itu, biarlah teringat saat hujan turun dengan derasnya. Teringat kisah, mencatatkan sejarah. Tak apalah...
Tapi ingatlah, bahwa akan ada Indahnya pelangi yang muncul selepas hujan. Terdapat senyuman setelah mendung menggelayut.
Bahwa selalu ada terang setelah gelap.
Ada bahagia selepas duka. Aamiin...
#CeriTa #ART #23Pebruari2015
Komentar