Ada Apa Fandy?

Sebulan lamanya kami tak bersapa. Setalah kecuekan Fandy terakhir itu, membuatku sungkan dan kesal. Selama itu pula ternyata Fandy tak berusaha mencariku. Event Turnamen Olahraga kami dipertemukan. Tak ada sapa apalagi cerita ceria. Hanya tatapan melanglang buana dan diam saja. Jelas kondisi itu bukan yang seharusnya, entah apa yang ada dibenaknya. Menyapa tanpa arah pun tidak.

Yaa, kami masih dalam masa yang tak baik. Tapi nyatanya Allah mempertemukan kembali. Dekat sekali, bahkan sangat dekat, namun tak bersahabat.

Dari kejauhan pertandingan Fandy terlihat olehku, selang tak berapa lama kemudian aku main. Setelah selesai, sosoknya menghilang dari pandangan. Apa aku kehilangan? Ya, bisa jadi begitu, kehilangan sapa yang seharusnya ada.

Selesai turnamen aku menuju Sekretariat, berganti baju dan mengambil barang. 
Batinku membisik, "Fandy masih berada di sekitar sini".

Beberapa teman sudah meninggalkan lokasi, entah kekuatan apa yang menahanku, sampai beberapa menit bertahan seperti menunggu. Tak terasa Magrib pun tiba.

Menenangkan diri dalam kediam-diaman ini. Membuang energi negatif yang merasuki batin. Hari semakin gelap, kulangkahkan kaki menuju rak sepatu. Feeling itu pun ternyata benar, ku temui dari kejauhan sosok Fandy. Namun tak sedikit pun aku menoleh, sementara tatapannya tepat menuju arahku, sambil berbincang-bincang.

Batinku hanya menyaut "tenang", tunggu apa yang terjadi. Menyimpulkan tali sepatu, merapihkan tas dan beberapa peralatan. Kesendirian membuatku membuka ponsel untuk melihat beberapa pesan yang masuk. Kemudiann.. Bersama rekan-rekannya, Fandy melangkah, tepat menuju arahku. Beberapa detik Fandy berdiri tepat di depanku. Namun.. Tak ada sapa apalagi tanya, kemudian dia berlalu begitu saja.

Komentar