Seseorang pergi, melangkah dan menyinggahi banyak wilayah dengan ragam situasi. Berganti hari dan musim mungkin saja terjadi.
Mendalami ilmu, mempelajari tata kota dengan segala rupa masyarakatnya. Hanya lewat, sementara atau bahkan menetap dalam waktu lama.
Tujuannya, mengetahui wilayah baru untuk sekadar melakukan wisata, dinas beberapa saat, lainnya berdiaspora. Hidup dan berkembang di negara orang, membawa nama bangsa.
Apa iya? Setika di negara lain kau bisa menjadi ada dan luar biasa, apa kembali menjadi bagian tertulis dalam daftar masa depan?
Kembali pada bangsa, memberi makna yang "seharusnya" jauh lebih berarti. Meski sesungguhnya meninggalkan keluarga, teman sepermainan, rekanan hingga semua kerabat yang pernah ada dalam situasi yang sama.
Mungkin ada yang menganggapnya mudah, ada juga yang sulit. Kecintaan akan Tanah Air menahan untuk pergi, sementara imagi mendorongmu untuk "harus" mengembangkan diri. Yayaya, jika itu mumpuni kenapa tidak?
Melihat dunia itu menyenangkan, mempelajari berbagai laku manusia, adat-istiadat, kebiasaan dan budaya yang beraneka ragam. Itulah kenapa Allah menciptakan manusia berbeda-beda, bukan untuk dibeda-bedakan, tapi menjadi pembeda dan saling mengenal (tau). Bukan untuk saling menyakiti, tapi menghargai sesama bangsa. Keragaman itu indah, bukan untuk menjadi batas.
Begitu banyak yang kau lihat dan temui. Dari manusia baik yang sangat baik, atau jahat dan sangat jahat. Mereka hidup dan berkembang karena suatu keadaan. Mungkin saja mengubah watak dan sikapnya. Yaa, manusia dapat berubah karena faktor yang memengaruhinya. Berpikir dan berlogika, mencari tau apa yang tidak dimengerti. Tak hanya di satu titik (sumber) mencari tau, begitu banyak sumber yang mengajarkan dan memberi jawaban suatu pertanyaan. Maka bertualanglah manusia. Mencari tau apa yang tak/belum dimengerti, mempelajari yang diragukan. Maka akan kau jumpai begitu banyak jawaban, bahkan dari sesuatu yang belum dipertanyakan.
Berakhir dengan kembali. Akan kemana langkahmu? Ada yang menunggu, menanti jiwa yang pernah mengisi hari-hari. Saat kecil bermain centil, remaja berteman lama, dewasa penuh rahasia. Sebuah kota, tempat yang "meminta" mu kembali. Saat kau sudah jauh pergi mengembangkan diri. Tapi suatu kota tidak kemana-mana. Tempatmu lahir, bermain, bercengkrama dengan orang-orang terdekat, terkasih bisa juga yang terlupakan. Tapi suatu kota tetap di situ, dia tidak pergi kemana-mana. Hanya berkembang dan mengalami banyak perubahan, begitu juga dengan manusianya.
Komentar