Kembalinya berinteraksi ini ternyata tak seperti sebelumnya. Banyak hal yang berbeda dan berubah. Kali ini aku merasa jauh dan semakin jauh saat ingin mencoba dekat. Tapi di sisi lain banyak hal yang terasa sulit disamakan, atau paling tidak disenadakan.
*
"Siapa ya?" tanyaku iseng. Sampai beberapa jam kemudian dia baru muncul.
"Maaf saya salah sambung. Saya pikir teman saya."
Nadanya serius. Bermaksud ingin menghangatkan susasan, tapi ternyata benar-benar memanas. Sosok dinginnya sama dengan panas, tak bisa di setengahnya. Tapi aku tak bisa menjelaskannya, tak mampu. Tidak bermaksud berdalih atau beralasan, mengatakan ponsel yang aku gunakan baru saja diupgrade pun membuatnya menjudge aku beralasan.
Setalahnya aku cukup diam. Keadaan menjadi riuh. Dia selalu ingin didengar tapi tidak untuk mendengarkan. Semua perbincangan terasa menyakitkan. Ingin membuka percakapan tak ada balasan, hingga keesokan harinya. Saat ditanya, alasannya klasik, "batere lemah, tidak ada sinyal".
Sementara saat aku butuh waktu untuk dia mengerti, saat satu kali tidak menjawab apa yang dia tanya karena memang tidak ku tau, marahnya setengah mati. "oke fine", "ngga mau nanya lagi".
Sesimpel itukah?
Aku ingin didengar, tanya untuk mendengar. Tapi tidak untuknya.
Komentar