Sudah dua hari Aku dan Fandy tak berkomunikasi. Yaa biasa saja sih, karena di antara kami memang hanya berteman. Bertemu dan berkomunikasi jika ada keperluan, selebihnya jika diperlukan. Tapi terasa lain bagiku yang memang senang berkomunikasi, membuka pembicaraan dan membangunnya. Terasa nyaman saat ada perbincangan.
Tapi setelah peristiwa Minggu itu, semuanya seperti berbeda. Obrolan-obrolan konyol itu seolah musnah, berubah jadi batas yang tak bisa ditembus. Ingin rasanya Aku menghancurkan, tapi ketentuan mungkin mengurungkan semua. Ketentuan akan boleh dan tidak boleh, mungkin itu yang Aku tangkap dari kesenggangan ini.
Aku pun sabar dan menghindar. Meski di satu hari terakhir kemarin, Fandy sempat muncul dan menjawab whats app terakhir. Dan tidak lagi Aku berpanjang lebar.
*
"Apa kabar Jogja? Jakarta sudah mulai lengang." sapaku sekaligus memberi gambar lewat emotikon.
Tak ada balasan langsung. Sementara statusnya menyatakan 'online'. Yasudahlah, tak penting mungkin. Berkali-kali kubuka akunnya, kutemui status 'online' untuk kesekian kali, tak juga ada balasan yang berarti.
Lalu Aku menghiraukannya, melepas dengan tenang dan perlahan. Kembalikan semua keadaan seperti sebelumnya. Mungkin ini jauh lebih baik, bisa jadi itu juga yang dia mau. Hingga berlalu sampai berjam-jam lamanya.
Sampai kemudian sebuah pesan masuk tanpa diduga.
"Jogja baik-baik saja.
Iyalh spt.
Pnh dtnggl pas lebaran." pesan singkat yang tidak ku mengerti. Kebiasaan Fandy (yang sudah kupahami)
"maksudnya apa ya? Bingung. *Beneran ngga ngerti." emotikon nyengir.
"samaa. Bingung."
"Lahh...Pnh dtnggal pas lebaran -> Penuh ditinggal pas lebaran. Maksudnya apa?"
"Pnh = pernah.
Iyalah Jakarta pasti sepi.
Pernah ditinggal pas lebaran.
Puasss...puasss" Fandy menjabarkan, emotikon nangis diselipkan. Masih juga tidak ku mengerti.
"Iyaa maksudnya tapi apa, belum jelas juga.
Iya puas (sedikit) walau masih ngga jelas.
Hihihiii"
Berhenti sampai di situ. Tak ada balasan Fandy, sampai detik ini. Tak hanya itu, salah satu fotonya yang sempat kutanggapi di facebook juga tak digubris, padahal yang lain direspons. Rasanya seperti teracuhkan yang seacuh-acuhnya.
Yayaya, tak perlu bersedih atau gundah. Menjauh mungkin bisa jauh lebih bahagia. Banyak hal yang tak bisa diputuskan begitu saja. Terlebih Fandy yang terasa "istimewa" yang tiba-tiba bisa menjadi pribadi yang tak biasa.
Komentar