Pernahkah berpikir untuk kembali, saat langkah sudah setengah, bahkan tinggal beberapa langkah saja?
Godaan itu begitu kuat membatin. Seolah berteriak
"lanjutkan!"
"berhenti!"
Langkah pun terhenti dan berpikir. Mana yang harus dilakukan. Melanjutkan atau kembali.
Itu terjadii, saat kembali menjadi bagian dari ketakutan akan sesuatu yang baru di depan mata. Merasa nyaman dengan keadaan di belakang, namun berani mencoba "peruntungan". Siapa tau di depan lebih menyenangkan.
Tapi yang terjadi, keraguan begitu kuat menelusup. Keyakinan berubah jadi mental tempe (apa iya benar?)
Seseorang yang menguatkan, teman yang meyakinkan, pribadi yang menentukan. Bahwa hidup Kita pribadi, apa yang ingin dipilih, dijalani adalah murni dari pikiran Kita sendiri. Orang lain mendukung, bisa juga tidak, menyarankan, ada juga tidak memedulikan.
Kembali pada keyakinan dan kekuatan hati, jika sudah berani mencoba melangkah, jangan takut untuk melanjutkan. Kalau memang harus kembali, hanya beberapa langkah saja, menyusun bagian yang terlewatkan, merombak yang keliru, melangkah dengan pasti.
Tak ada sesuatu yang sia-sia, semua langkah adalah perjalanan yang berarti, punya makna dan nilai. Bahwa Allah selalu ada di setiap lagkah dan tujuan Kita, maka sudah seharusnya Kita terus mengingat-Nya.
Komentar