Bagian 1. SD-SMP-SMA
Hidup itu pilihan, semua juga tau. Termasuk hidup ke dunia ini. Bukan berarti request hidup maksudnya. Pilihan dari orangtua yang sejak awal Kita dihidupkan ruh, sampai saat ini, Alhamdulillah... Lepas dari asal-usul penciptaan, ada tanda tanya lain yang ingin diceritakan.
Mau jadi apa?
Ketika kecil, pertanyaan itu akan mengacu pada cita-cita. Sebagian besar ada yang menyebut dokter, insinyur, atau keinginan unik menjadi abang becak-supir angkot atau pedagang, karena punya uang banyak. Namanya anak kecil, punya uang paling buat jajan, sama nabung di celengan.
Cita-cita, keinginan, berawal dari melihat acara televisi atau yang terdekat adalah keluarga. Ada yang berprofesi senada, bisa juga karena pernah pergi ke tempat yang menginspirasi seorang anak itu sendiri.
Lambat laun, keinginan itu rasanya berubah. Ketika sekolah dasar melihat sosok baru, menengah pertama melihat keasikan dari suatu acara televisi, di sekolah menengah atas mulai terasa jelas mau jadi apa?
Mereview masa-masa labil (dan sekarang juga suka masih labil), munculnya TV baru di era 2000an, membuat inspirasiku begitu terolah. Sebuah program petualangan membuat keinginan diri ingin terealisasi. Menikmati bagaimana serunya berkeliling tempat wisata, lalu menyampaikannya pada khalayak. Ribet banget sih bahasannya, maksudnya Reporter gitu.. Hahaha ^^
Walau muka yang ngga kechi-kechi banget, keinginan buat narsis di depan TV hampir begitu diinginkan. Tapi pas kembali lihat muka yang jauh keren sama yang di layar kaca, jadi terasa ngga meyakinkan. Biarlah...
Di masa menengah atas, bakat-bakat kependam muncul di udara. Ujian praktik drama bahasa Indonesia, menguji kosakata lewat drama. Bakat akting ku dinilai cukup oke. *ecieee keprok-keprokkk ^^ Tapi sayangnya, keinginan untuk tergabung di ekskul Teater baru terasa di akhir tahun ketiga. Tentu tak memungkinkan untuk ikut.
Di masa akhir sekolah, kekuatan besar dominan ke arah Reporter tadi. Setiap ada yang minta memperkenalkan diri, atau sharing, pilihan itu ya satu wanna be a Reporter. Rasanya sempurna, jika nanti akan tahu berita lebih dulu, ada peristiwa apa.
Maka kekuatan itu pun tertanam, lewat Buku Tahunan SMA, tulisan cerita mengenai teman sekelas di kelas 3 terpublish. Anggaplah sebagai suatu features. Cerita itu pun mungkin dimulai dari saat itu...
Bersambung...
Komentar