"Teman Masa Lalu"

Aku mengenalnya lebih dari dua tahun lalu. Saat Kami bersama-sama dalam suatu kerja dan asa. Bersama punya mimpi, menciptakan karya-karya tak biasa. Dari tak biasa itu, menciptakan satu suasana dan rasa yang berbeda.

Awalnya tak ada yang istimewa, karena berawal dari hal biasa. Hingga apada satu kesempatan, menimbulkan keinginan yang tak hanya sebatas pertemanan atau rekan.

Sisi-sisi positifnya membuat Alya terkagum pada sosok barunya itu. Persis seperti kutipnya yang ia ceritakan. Seorang teman yang membuatnya luluh, menyentuh. Peluhnya pun bahkan menjadi manis.

Yaaa... Semua tentangnya membuat dia merasa paling cantik dan bersinar. Bahkan rekan sejawat memahami gerak-geriknya, hingga malu sendiri.

Enam bulan berlalu, setahun, lebih dua sampai tiga bulan. Saat itu banyak cerita yang sudah mampu dituliskan. Begitu ragam kisah romantis juga tragis. Namun belum mampu ia memindahnya dalam halaman. Semua tersimpan manis dalam ingatan dan buku harian. Serta lisan yang tak juga tersampaikan.

Di mana ada jalan-jalan yang tak terungkapkan. Ada janjian yang terabaikan begitu saja. Lalu dia pergi tanpa arti.

Komentar