Saya, Anda, Kita dan setiap orang, tentu akan dihadapkan pada suatu pilihan. Antara dua bahkan beberapa pilihan. Kesulitan adalah saat tidak bisa segera memutuskan pilihan tersebut. Sementara tak punya cukup waktu untuk dipilih.
Lalu? Memutuskan segera atau melewatkannya. Kalau pilihannya bisa melewatkan, ya mungkin mudah saja. Jika pilihan itu hanya biasa, bukan memengaruhi hal-hal ke depannya.
Anggaplah ada benar dan salah. Iya-tidak, baik-buruk. Tapi Aku pilih Benar-Keliru. Keliru, bukan salah. Maka Aku bisa kembali pada pilihan itu, sebab tidak tepat. Melihat dan mencermati apa yang keliru, memperbaikinya segera.
Dalam mengambil pilihan itu, bisa juga melalui saran dan pendapat berbagai pihak. Mereka hanya memberi masukan atau "protes", tapi bukan sebagai pengambil keputusan pilihan Kalian. Mereka itu teman, orang terdekat, dan keluarga.
Keluarga, terkhusus orangtua. Rasanya sulit jika Kita mengatakan ingin, tapi tidak keduanya. Bisa jadi tidak mematuhinya. Tapi pilihan itu bukan keinginan Kita. Lalu buat apa bertanya?
Dalam beberapa kesempatan, tidak semua hal bisa dirundingkan. Terkadang, Aku memilih lalu merundingkannya. Sisi lain, membuat Aku mempertanggungjawabkan apa yang sudah dipilih. Membuat rencana-rencana, catatan penting jika di kemudian hari terjadi efek yang menyangkut pilihan itu.
Jadi jangan pernah takut keliru memilih. Jika terjadi, kembali lah pada kekeliruan itu, memilih jalan yang sebenarnya.
Komentar