Membaca judul di atas, Kalian yang mengenalku sejak dahulu kala, mungkin akan protes. Protes? Yaa... Julukan tomboy mungkin cukup melekat kepadaku. Ahhh belum tentu juga, sotau juga Kalian.
Buat Aku pribadi, ada masa di saat Kita (perempuan) tampil dalam karakter yang berbeda-beda. Tergantung situasi, kondisi dan ketentuan yang berlaku. Alias kalau diminta jadi penerima tamu di acara pernikahan, tentunya musti ngikutin dresscode. Pakai kebaya, kain, rambut di sanggul. Ala-ala perempuan Jawa gitu deh..
Tapi itu cantik. Semua perempuan akan terlihat cantik dan mempesona dengan penampilan yang anggun. Berkain atau rok, dengan alas kaki yang mendukung, alias selop atau juga heels. Tapi biasanya, teman-teman Kita yang cowok, protes sama perubahan itu. Mereka bilang ngga cocok lah, aneh lah. Jahat banget kaliann..
Beruntung Aku ngga sampai tahap dibilang ngga cocok sih. Sebagai seorang perempuan, aware sama penampilan jadi hal wajib. Dari kebersihan diri dengan rajin mandi. Make up jadi ritual harus sejak usia SMA. Minimal bedak buat menjaga dari debu yang ngga bersahabat.
Dari kepala sampai ujung kaki adalah penampilan. Walau ngga musti juga matching dan detail, beberapa orang termasuk Aku cukup detail dengan kepaduan itu.
Berpengalaman dari acara-acara formal di lapangan, setiap moment selalu berbeda. Saat Kita pakai blazer, baju terusan, rok dengan atasan santai atau full formal. Semuanya tergantung kepaduan masing-masing orang dan acara. Satu lagi pelengkapnya adalah alas kaki. Ada yang suka dengan sepatu flat. Pecinta kats yang memadukan sepatunya dengan segala macam pakaian (walau menurut Saya kadang kurang pas). Tapi ya tergantung selera.
Lihat saja Vidi Vieratale yang nyaman dengan sneaker, dipadukan sama baju atau rok jadi keliatan girly dan sporty. Atau ada juga pasangan nikah Agni Pratista, pakai baju pengantin dengan sepatu kats. Kalau itu emang jatuhnya dikonsepin, biar beda, unik lah..
Tapi dari segala pilihan itu. Semenjak kuliah, Aku sudah begitu tertarik dengan heels. Awalnya sih karena ngrasa sudah lumayan tinggi, jadi ngga perlu heels. Tapi setelah di beberapa kesempatan pas SMP jadi penerima tamu atau pager ayu acara nikahan memakai heels, ada rasa yang beda saat Kita memakainya. Jalan jadi lebih rapi dan anggun. Jadi terlihat jenjang.
Dan menurut fakta medis juga, memakai heels baik juga untuk kesehatan, tapi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Kali iniii.. Dari sekian kali Aku memakai heels, sepertinya 160114 kemarin itu, adalah saat terlama memakai heels. Lebih dari 15 jam memakai wedges saudara-saudara dan lupa bawa ganti, sebab salah prediksi. Kalah modell. Iya sih jadi terlihat girly, tapi pegal dan nyerinya itu lohh..
Lain waktu, di setiap kesempatan memakai heels walau prediksi hanya sebentar, bawa ganti menjadi wajib. Sebab hujan atau kondisi lain memaksa Kita harus ganti. Sayang juga kalau si heels harus kena basah-basahan. Untung juga tidak terlalu tinggi.
Ngga ada kata trauma. Di kesempatan lain masih mau memakainya. Saat ini pun masih ingin hak yang lebih tinggi, dari 5 atau 7 cm yang dipunyai.
Kesimpulannya, punya heels itu "wajib" yah Perempuan.. Paling ngga satu pasang deh.. Buat acara kondangan. Bosan kan pakai flat, datar terus. Kemajuan dong yang tinggi. ^_^
*Foto menyusul hihihi ^^
Komentar