Lupa Saat Bahagia

Lupa saat senang itu sudah biasa. Terlalu bahagia dengan keadaan, tidak menghiraukan keadaan lainnya. Ambil contoh para Koruptor yang bermain peran di luaran sana. Mereka tidak pernah berpikir kena kasus. Bahagia jika punya uang berlebih, melimpah ruah, berbagi untuk family.

Begitu diaudit, rekeningnya di mana-mana ke banyak orang. Yaa, itu karena mereka terlalu bahagia sehingga lupa.

Hal lain saat manusia merasa bahagaia atas suatu hal. Mendapati kesenangan, hadiah atau pemberian tak terduga. Misal, satu hari liburan gratis dari sponsor, yang mengikuti rundownnya. Ini yang paling sulit ditolak. Sampai-sampai dalam beberapa kesempatan yang pernah Saya dapat, melupakan kewajiban lima kali dalam sehari.

Ditambah lokasi wisata yang kurang mendukung, serta orang-orang yang menganggapnya biasa.

Whattt...? Membayangkannya saja sudah berdosa, apalagi benar-benar melewatkannya.

Agama itu nyata, bukan untuk ditawar atau nego. Hubungannya langsung ke Yang Kuasa, itu yang tak disadari.

Ngga ada alasan buat lalai, tak ada negosiasi karena keadaan yang masih bisa direalisasikan. Kalau Kita mau, semuanya bisa dilakukan.

Semoga Kita semua senantiasa menjadi manusia yang selalu ingat dan takut. Agar Kita tak pernah lalai akan perintah dan keadaan di sekitar Kita.

Teman, kerabat, rekan yan pernah ada di sekeliling Kita. Dalam satu waktu Kita pernah bersama, ada hal yang menyatukan Kita. Memberi catatan perjalanan dalam kehidupan Kita. Yang mungkin bagi sebagian orang sudah dilewatkan, sebagian orang lagi menyimpannya sebagai kenangan baik ataukah buruk.

Komentar