JIka "Harus" Ruralisasi?

Aku mengawali perjalanan di Kota Kuningan. Sebuah kota yang tak jauh dari Kota Cirebon Jawa Barat. Berada di bawah Kaki Gunung Ciremai, membuat suasana di Kuningan begitu sejuk dan nyaman. Pemandangan hijau yang menyegarkan. Udara yang rasanya tak ingin lepas kuhirup sepanjang waktu. Orang-orangnya pun begitu bersahaja, mereka ramah.

Secara singkat, mungkin kalian menyamakan Kuningan dengan Cirebon, termasuk Saya. Namun berbeda. Hal itu Aku sadari, setelah sempat melihat tayangan salah satu program televisi, juga didukung beberapa hari berada di Kota ini, bahasa yang dipergunakan di sana adalah Sunda. Berbeda di Cirebon yang menggunakan khas Cirebonan, mirip dialek Tegal. Karena perbatasan Jawa Barat dan Tengah, maka jadilah begitu.

Berada di Kuningan pun membuatku merasa ada di Kota Bandung atau Puncak. Dialek Sunda begitu kental mendarah daging pada warganya. Sungguh kearifan lokal yang menenangkan.

Hal ini tentu takkan kudapatkan di Jakarta. Dengan mobilitas yang begitu tinggi. Polusi dan kemacetan yang menahun. Rasanya ingin berpindah dari Jakarta.

Jika ada kesempatan atau tujuan beralasan, mungkin Kota seperti ini akan Aku pilih. Tak hanya menyejukkan diri, rasanya hati dan pandangan juga akan selalu tersiram kesegaran alam sepanjang hari setiap waktu.

Selamat Datang


Kaki Gunung Ciremai

Komentar