Kesombonganmu yang Mengalahkanku

Berada dalam satu ruang kerja, dengan tingkah laku yang berkebalikan. Aku punya sifat kekanak-kanakan tapi dewasa. Dia dewasa tapi kekanak-kanakan. Namun kedua sifat itu membuat Kami menyatu, gitu sih kataku. Tapi mungkin tidak baginya.

Awalnya Aku tidak pernah menganggapnya apa-apa, hanya sebagai senior dan mengumpulkan materi padanya. Tapi pelan-pelan Aku memperhatikannya. Sisi-sisi kemanjaannya membuatku berbalik. Kedewasaanku pun membuatnya semakin manja. Tapi Kami malah seperti kakak-beradik.

Perhatiannya membuatku tersadar. Tapi hanya sebatas itu. Tak ada yang lebih dan istimewa. Aku sang junior. Semakin lama Aku mulai meragukannya. Rasanya tak ada hal yang ingin dia lebihkan, sebatas Aku menjadi adiknya, atau pantasnya bersama seseorang yang seusia adiknya.

Pelan-pelan Aku melepaskan perasaan itu, menguburnya dalam-dalam. Dalam kepandaian, pintar menarik hati dan cenderung ganteng, lalu apa yang dia cari?

Pertanyaan-pertanyaan itu muncul menggugah, ingin sekali rasanya mengatakan itu di hadapannya. Aku pun berusaha menjawabnya sendiri.

Sosok super cantik, sangat pintar dan idola. Mungkin itu yang dia cari. Tapi hingga detik ini, apa? Tak juga dia mendapatkannya.

"Sulit bagiku, jika memaksa menjadi sempurna. 
Namun dari kesombonganmu, Aku bisa menjadi sempurna atas diriku."


* Kesombonganmu yang Mengalahkanku *

Komentar