Menikmati Eksotisme Pulau Kiluan

09 Nopember 2013

Sesampainya di Tanjung Karang, Kami saling berkenalan. Tim Palembang ada Minggus, Jony dan Citra. Lainnya tiga tim Jakarta yang berangkat terpisah. Sebut saja tim 1: Suci&Fian, tim 2: Indah, Fanny, Ayoe, Arta (Saya), tim terakhir masih dalam perjalanan Mia&Fia. Entah bagaimana ceritanya tim terakhir terpisah jauh dengan Kami? Hehehe ^^

Setelah sarapan tak jauh dari stasiun Tanjung Karang, sambil menunggu tim terakhir yang tak kunjung datang, Kami memutuskan menghabiskan waktu dengan cara masing-masing. Minggus memilih tidur di dalam mobil. Ya, sejak bertemu di masjid, Saya lihat matanya merah, menandai ngantuk yang tak tertahankan. Terlebih tadi malam sempat bermalam di pelataran masjid yang tentu seadanya.

Ayoe dan Indah menuju Ramayana, yang berada di seberang tempat Kami menunggu. Selang beberapa saat kemudian, Saya dan teman-teman lain, termasuk Minggus yang bangkit dari lelapnya, juga mengikuti jejak Ayoe dan Indah. Cuci mata menuju pusat keramaian di depan sana. Jadilah mengitari areal menyegarkan alias ber AC. Lalu di mana Jony? Entahlah, dia menghilang, hahaha ^^

Setelah cukup berjalan-jalan dam membeli beberapa kebutuhan, Kami kembali ke tempat menunggu. Sekitar 30 menit kemudian tim tiga sampai. Semua bergegas masuk mobil rental, bersiap melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Tanggamus, tak lain merupakan lokasi Teluk Kiluan berada.

Butuh waktu sekitar 2-3 jam ke sana. Perjalanan naik dan turun, medannya berbatu dan berlubang di beberapa sisi. Mohon maaf, sebab duduk di posisi belakang, sehingga Saya tak bisa mengabadikan gambar di luar. Coba dibayangkan Saja. Begini. Menaiki pegunungan, jalan berkelok, nampak lautan dari kejauhan, jajaran pohon kelapa yang berbaris, melambai-lambai tersentuh angin yang membelainya. Aihh...

Sekitar pukul 14 Kami sampai di pemberhentian. Usai melewati gapura bertuliskan "Selamat Datang di Teluk Kiluan. Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus". Hawa kesegaran semakin terasa, tak lama lagi Kami akan menuju Pulau, horee... Meski sepanjang jalan, supir menyetir seolah berada dalam arena offroad, serta musik khas Lampung, semacam dangdut remix dengan volume yang mengguncang. Ahh pak, tak sadarkah Kau kami kebisingann..

Perjalanan itu pun menuntut Kami menahan diri, jika ingin ke toilet. Ya, sepanjang jalan juga tidak terlihat ada tempat yang memadai. Sementara supir beberapa kali menghentikan mobil untuk (maaf) membuang hajat kecil di semak-semak, hahaha.

Alhasil, sesampainya di tempat penyeberangan, sebuah rumah berwarung langsung Saya tuju. Tujuannya ya satu, numpang ke kamar mandi. Langsung saja si ibu menyuruh ke areal belakang rumahnya dan Saya langsung menyerbuu. Setelah keluar, ternyata terjadi antrean teman-teman yang juga hendak ke kamar mandi.


Snorkeling sembari Narsisme

Jukung, atau perahu kecil mengantarkan Kami ke Pulau Kiluan. Sebelum menuju penginapan, sejenak berfoto-foto di pinggir pantai dengan air yang jernih. Bahkan tampat terlihat seperti tiga warna. Subhanallah...

Sejenak berfoto, lalu menuju tempat penginapan. Satu kamar untuk disinggahi lima dan enam orang. Dua kasur lantai berukuran single. Ya seada-adanya deh.. Yang penting bisa untuk selonjoran dan merem. Meski menjelang tidur, tiba-tiba ada suara makhluk jelek sebangsa yang nempel di dinding. Hiii...




Pulau Kiluan


Penginapan


















Waktunya makan siang. Menu makan siang kali ini nasi uduk, hibah dari seorang teman yang membatalkan kepesertaannya ke sini. Alhamdulillah... Semoga berkah. Terimakasih Ragiles..

Setelah itu saatnya bermain air, berenang-renang. Tak lupa sebelumnya sesi foto lompat-lompat. Ahh sayang, Suci dan Fian tidak ambil bagian. Di mana kaliann..?







Sementara hampir semua teman-teman nyemplung di areal lebih jauh, Saya masih tertarik untuk memotret pemandangan pulau. Setelah cukup sore, barulan Saya nyemplung ke air. Maklum juga, lighting masih terlalu cerah, dikhawatirkan akan membakar kulit dan menjadikan Saya semakin eksotis. Tsahhh...





Hari semakin sore, ombak semakin besar. Waktunya kembali ke penginapan untuk berbilas dan menanti malam datang, seiring genset yang mulai dinyalakan. Siang hari di sini tidak ada listrik, baru aktif pukul 18.00 - 06.00.

Mengantrilah Kami, beserta tamu lain dari kamar-kamar di sebelah, mandi dengan sensasi air garam. Yaa... Sebab air di sini payau. Ada air sumur, tapi tidak secara khusus difungsikan untuk mandi, sebab tempatnya terbuka.

Malam semakin gelap, debur ombak terdengar dari kejauhan. Saatnya santap malam di bilik dekat pantai. Wah.. Lupa mengabadikan menu Kami. Usai makan malam sambil sarasehan, kemudian Kami memutuskan untuk bermain kartu. Kegiatan ini cukup lama Kami lakukan untuk menanti rasa ngantuk. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21, satu per satu peserta mengundurkan diri alias tidur. Setelah sebelumnya briefing untuk besok pagi.



Bersambung di hari berikutnya...

Agenda hari ke 1:

- Meeting point Bandar Lampung / Tanjung Karang. Perjalanan dari Jakarta sekitar 8 jam.
- Mobil rental mengantarkan ke Tanggamus, perjalanan sekitar 2,5 jam.
- Istirahat, Snorkeling atau main air sepuasnya.
- Isoma, persiapan makan malam, sarasehan sesama peserta.
- Games atau Barbequan bagi yang siap sedia bahan-bahan.
- Jam 21-22 waktunya istirahat.

Komentar