Minggu Pagi di Kota Cirebon

Selamat datang di Kota Cirebon, plang itu tertulis jelas menandai Abda memasuki Kota Udang ini. Melintas semakin ke depan, patung Penari Topeng semakin menambah citranya.





Letak geografis menggariskan, sebagai bagian kawasan pesisir pantai utara, tak heran jika Cirebon mendapat julukan kota udang. Terasi, serta krupuk udang dapat dengan mudah Anda jumpai di sini.

Dari sisi religi, mengamati sejarah kota Cirebon sendiri, di kota ini tak terlepas dari penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Sunan Gunung Jati adalah yang membawanya, beliau tak lain merupakan salah satu wali dari Walisongo, juga dikenal sebagai Syarif Hiadyatullah. Setelah wafat dan dikebumikan di tempat beliau menyebarkan Islam, kini menjadi wisata religi, yakni bukti penyebaran Islam di kota Cirebon. 

Dalam beberapa moment tertentu, seperti hari raya atau hari besar Islam lainnya, kawasan Gunung Jati ramai didatangi pengunjung. Mereka ada yang melakukan nyekar, atau sekadar menikmati wisata religi, bahkan ada juga untuk hal-hal tertentu yang mereka percayai.

Memasuki wilayah pusat di sekitar Gunung Sari, dekat stasiun Prujakan dan Kejaksan/Cirebon serta Masjid Raya At Taqwa, terdapat bukti peninggalan sejarah Islam lainna. Dua keraton yakni Kasepuhan dan Kanoman, berada di lokasi yang berdekatan. Tepat di seberang keraton Kasepuhan, terdapat sebuah masjid, yang sering dipergunakan untuk kegiatan keraton serta masyarakat sekitar.





Cirebon juga terkenal dengan batik. Batik Megamendung adalah salah satunya. Ingin berjalan-jalan sekaligus berbelanja batik? Kawasan Trusmi bisa Anda sambangi. Pengrajin sekaligus sentra penjualan ada di sini. Kali itu, hari masih terlalu pagi, hingga Saya hanya sekadar melintasinya.




setelah berjalan-jalan, bagian yang jangan sampai ketinggalan, ialah mencicipi kuliner khas setempat. Di Jakarta Anda tentu sudah familiar dengan tahu gejrot, maka tak ada salahnya jika ingin mencicipinya langsung dari kota asalnya. Ada juga kue serabi. Jika di Bandung atau serabi Surakarta Notosuman menggunakan tepung terigu, lain halnya Serabi khas Cirebon menggunakan tepung beras. Cita rasanya pun tentu berbeda. 

Jika ingin posri mengenangkan, Anda bisa memilih makan berat, menikmati Nasi Jamblang atau Nasi Lengko. Nasi apakah keduanya?


Mungkin Anda berpikir jika Nasi Jamblang ada kaitannya dengan buah Jamblang dari Betawi. Salah, itu hanyalah sebutan. Nasi Jamblang sendiri, merupakan nasi yang dibungkus daun jati. Porsinya setara dengan nasi kucing khas angkringan. Tak juga berbeda dengan nasi kucing, nasi jamblang juga dilengkapi pilihan lauk sesuai selera, tak ketinggalan sambal yang menjadi ciri khasnya. 

Ditelisik dari sejarahnya, nasi yang dibungkus daun jati itulah yang menjadi khasnya. Tidak membuat nasi cepat basi. Dan menurut cerita, dahulu, cara seperti ini dilakukan para tentara ketika berperang.

Memilah berbagai menu yang ada, Saya pun memilih nasi lengko. Yakni nasi berisi sayuran seperti mentimun, tauge, serta tahu-tempe, disiram sambal yang berisi campuran bumbu kacang. Serta tak lupa pelengkapnya kerupuk. Cita rasa inilah yang selalu Saya nantikan setiap kali berkunjung ke Kota Cirebon.




Jika masih ingin berkeliling, mungkin Anda bisa mampir ke toko oleh-oleh. Manisan mangga, sirup campolay, teh upet, terasi&kerupuk, ataupun tape ketan khas Kuningan. Semuanya bisa dijumpai di sentra penjualan oleh-oleh di pusat kota.



Perjalanan menuju Cirebon:

Kereta api: 
1. Bisnis/Eksekutif (Cirebon Ekspres) berangkat dari stasiun Gambir menuju stasiun Cirebon/Kejaksan. Tiket kisaran 85 - 135 ribu rupiah, tergantung hari keberangkatan dan saat liburan atau tidak.  Jam keberangkatannya ada jam 06.00, 09.45, 11.00, 13.30, 18.40 dan terakhir 20.40 (fakultatif). Bagi yang suka searching di tiket.com, jika beruntung bisa mendapatkan tiket promo.

Cirebon - Gambir: 06.15, 07.40, 10.00, 15.15, dan 18.15.

2. Ekonomi AC (Matarmaja) dari stasiun Senen tujuan Malang. Lumayan berhemat dengan KA ini, seharga 65 ribu rupiah. Ekonomi pun sudah berAC, tak masalah, toh perjalanan hanya sekitar 3 jam. Silahkan mau pilih yang mana. Namun jika naik Ekonomi AC, stasiun pemberhentiannya di Prujakan.

Untuk tempat penginapan, hotel di kawasan Cirebon kota cenderung kelas "tinggi". Dan tak pernah juga Saya singgah. Beruntung keberadaan keluarga besar di kota ini bisa Saya singgahi.


Komentar