Menjumpai Lumba-lumba, Bermain di Laguna

10 Nopember 2013 (Hari kedua, terakhir)

Syahdu Pagi di Pulau Kelapa

Entah kondisi yang tak begitu fit atau karena suasana baru, tidur semalam tak begitu nyenyak. Ditambah bebunyian makhluk dari balik loteng yang sungguh mengagetkan di setiap suaranya, yang pasti membangunkanku.

Bunyi yang terakhir pun akhirnya membangunkanku seutuhnya. Saat itu sekitar pukul 04.30. Sambil menunggu waktu Subuh, pelan-pelan mata terpejam namun terbangun sepenuhnya. Fanny bangkit dari tidurnya, mengintip ke arah luar, hendak menjumpai sinar matahari pagi. Yaya, keinginan yang sama denganku. Namun melihat pemandangan di luar yang masih terlalu gelap, aku urung melangkah. Barulah sekitar pukul 05.30 Kami keluar penginapan.

Dari kejauhan nampak seseorang keluar dari sumur menuju penginapan. Tak lain adalah Minggus yang baru selesai mandi. Rajin kali dia pagi-pagi sudah mandi. Lalu tanyanya pada kami, "mau ke mana?" "lihat matahari terbit" jawab Kami. "Ikuttt..." jawabnya cepat. "Yauda ke sana aja ya!" sambil mengarah tempat Kami akan menjumpai sinar pagi.

Mentari masih bersembunyi. Pemandangan di sekitar pulau terlihat membiru, begitu pula air laut yang begitu tenang. Lampu-lampu di seberang pulau terlihat bersinar dari kejauhan. Suasana yang begitu syahdu.. Namun sayang, letak teluk yang tertutup pulau dan pegunungan, membuat matahari terbit tak tampak dari sini. Hanya seberkas sinarnya dari kejauhan.

Sementara itu di sisi Utara, tampak seorang pria menghadapkan tubuhnya ke pantai dengan tangan mengulur, seolah dia bicara pada laut. Entah apa yang dilakukannya? Siapa dia? Rasa-rasanya dia adalah sosok yang kutemui keluar dari sumur tadi, hahaha ^^


Siapakah dia? Sedang apa?
Lagi Puitisasi. Lihat tangannya ^^

Waktu hampir menunjukkan 06.00, aku dan Fanny kembali ke penginapan. Teman-teman lain terlihat mengerumun di depan penginapan. Ternyata mereka mengantri untuk menyeduh minuman dan mie instan. Dua termos memfasilitasi Kami semua. Setelah itu ada yang mandi dan Kami berkemas untuk perjalanan menemui lumba-lumba.


Menjumpai Lumba-lumba, Bermain di Laguna

Usai mandi dan merapikan barang untuk dibawa, aku panik, sebab dari kejauhan semuanya sudah siap menaiki kapal. Pikirku sudah ditinggal, namun satu jukung terakhir masih standby di pinggir pantai. Pelampung segera kupakai.

Sebuah tentengan kantong plastik dan tempat minum di pangkuan. Apa isi tentengan itu? Tak lain adalah tas beserta kameranya, sebab takut terciprat air selama perjalanan.

Jukung melaju kencang menuju tengah laut. Sejauh mata memandang, di sebelah kiri dan kanan terdapat pulau-pulau kecil yang ditumbuhi pohon. Terlihat jukung lain di sekitar Kami berjalan beriringan. Tak lain mereka juga hendak melihat kawanan lumba-lumba berenang di habitatnya.





Sambil menunggu jukung sampai di wilayah lumba-lumba, Jony sangat excited untu difoto sodara-sodara.Di bagian lain, terlihat jukung Mia dan Fia melambaikan tangan ke arah Kami hendak minta difoto juga ^^


Mia&Fia
Sekitar 20 menit perjalanan dari Pulau Kelapa, sampailah Kami di wilayah lumba-lumba. Ya, lumba-lumba itu terlihat muncul ke permukaan. Pelan-pelan jukung mencoba mendekati keberadaan lumba-lumba. Masing-masing dari Kami pun mencoba mengambil moment itu dengan kamera foto. Sulit memang, lumba-lumba muncul begitu cepat lalu menghilang, kemudian muncul di lokasi lainnya.


Si Lumba-lumba


Setelah berputar-putar mencari lumba-lumba, nelayan mengarahkan jukung ke tempat lain. Laut yang awalnya berwarna biru pekat, berganti hijau bening. Tak lain tempat ini adalah wilayah karang hidup. Jukung pun berjalan perlahan, pemandangan karang hidup di bawah begitu mempesona. Juga dengan pulau-pulau di sebelah kanan, ombak yang bertabrakan dengan batuan karang, semakin menyegarkan mata. Hingga jukung kembali mengantarkan Kami ke Pulau Kelapa.





Sependaratan di Pulau Kelapa, terlihat transaksi misterius dari kejauhan. citra, Minggus, Fanny dan Suci terlihat satu sceen. Menghitung lembaran demi lembaran uang merah, biru dan hijau. Tak lain mereka sedang mengumpulkan uang perjalanan seluruh peserta. Begitu seriusnya, sampai-sampia Minggus terlihat terpaku dengan wajah yang... (lihat saja pada foto yang terabadikan Indah) ^_^

Transaksi Misterius, Gus ada masalah?

Usai kegiatan transaksi, siap ke perjalanan berikutnya menuju Laguna. Lokasinya di seberang Pulau Kelapa. Sebelum menuju Laguna, setelah berakhir di pemberhentian jukung, peserta akan diajak trekking, menyusuri jalan tanah terjal dan berbatu. Seorang pemandu akan mengantarkan Kami menuju Laguna, yang tak lain adalah penduduk sekitar.

Ya, seperti diberitahukan semalam, inilah perjuangan menuju Laguna. Terlebih jalan yang licin membuat Kami harus berhati-hati. Sementara mas Rudi, Sang Pemandu begitu lincah berjalan di tanah basah. Yaiyalah, sudah terbiasa. Sedangkan peserta terlihat ngap-ngap alias kehabisan napas sambil mangap-mangap. *semacam ikan


Sampailah pada akhir perjalanan mendaki. Terdengar suara debur ombak dari arah bawah, serta hamparan laut indah tertutup pepohonan. Tujuan semakin dekat, perjalanan belum berakhir, kini saatnya menuruni jalan. Tak berbeda dengan penanjakan, rute penurunan ini pun begitu ekstrim. Di akhir penurunan, perjalanan yang terasa mengerikan ini, seolah terbayar dengan pemandangan indah di depan mata. Subhanallah...





Untuk menuju Laguna, kita harus berjalan ke sisi kanan dan maju. Sementara itu, laguna sendiri itu apa? Saya akan mencoba menjelaskan sedikit. Merupakan sebuah danau yang berada di pinggir pantai, dipisahkan oleh batu karang. 

Tak kalah ekstrim dengan perjalanan sebelumnya, untuk menuju Laguna juga cukup sulit. Kalau tadi  tanah dan batuan, kali ini batuan karang dengan ketinggian yang mengerikan serta licin.


Mendaki, menuruni batuan karang, sampailah Kami di Laguna. Airnya bening kehijauan, karang di bawahnya terlihat jelas. Saatnya berfoto.

Puas menikmati suasana dan berwisata di Teluk Kiluan, Kami pun kembali ke penginapan, merapikan barang bawaan. Usai makan siang, jukung kembali menjemput Kami ke awal penyeberangan.





Mas Rudi (pemandu), Fian, Suci, 
Fanny, Ayoe, Minggus, Indah




Photo session





Jony, Citra, Indah
Di antara bebatuan


Sejenak Narsis ^_^
By Minggus. Kenapa mukaku blur inii..
Memulai Penanjakan

Kembali ke Pulau Kelapa

Agenda Hari ke 2-selesai:

- Menikmati matahari yang tertutup pegunungan.
- Mandi, sarapan, persiapan menuju kawasan lumba-lumba hidung botol. Maksimal jam 6, waktunya lumba-lumba ke permukaan.
- Setelah itu Jukung mengantarkan kembali ke Pulau Kelapa/penginapan, melewati jalur yang berbeda. Kita akan menyaksikan karang hidup.
- Sampai di penginapan, persiapan menuju Laguna. Jangan lupa untuk membawa panganan dan air minum.
- Jukung menyebrangkan ke areal Laguna. Treking dengan pemandu, jarak tempuh sekitar satu jam.
- Sampai di lautan lepas dengan pemandangan karang dan ombak besar.
- Melanjutkan perjalanan menuju Laguna/Danau Lagundi.
- Kembali ke penginapan, persiapan Isoma.
- Packing, kembali menuju penyebrangan. Rental mengantarkan ke Terminal Rajabasa.
- Kembali ke rumah masing-masing.


How to There:

Info: Sebelum menuju Teluk Kiluan, sudah membooking jasa rental serta penginapan jauh hari. Untuk jasa rental mobil, tidak semua jasa rental mau mengantarkan ke Teluk Kiluan. Maka pastikan tempat rental dan biayanya. Jasa rental yang disediakan sudah termasuk bensin dan supir. Rajin-rajinlah mencari sesama backpacker atau melalui sosial media.

Jakarta - Merak - Bandar Lampung 
Paket Duduk Manis Dari Gambir. Tiket Damri Rp.135.000 kelas bisnis, dapat roti&air minum segelas. Untuk tiketnya sendiri bisa beli langsung ke Gambir. Tapi jika mau aman bisa sehari sebelumnya, atau rentang lima jam menuju keberangkatan. 
Ada tiga keberangkatan: 10.00, 20.00 dan 22.00 

Ngeteng 
Dari Kampung Rambutan naik bus menuju Merak. 

Banyak alternatif bus. 
1. Ongkos bus Jakarta-Merak Rp.22.000 - 25.000 (tergantung bus) 

2. Kapal Fery ke Bakauheni Rp.13.000. Beberapa kapal ada yang menyediakan fasilitas tambahan dengan menambah biaya.


3. Dari Bakauheni banyak alternatif bus menuju Rajabasa atau bisa memilih travel. 


Tapi saran saya, jika naik travel baiknya beramai-ramai biar ngga ngeri. Kalau sedikit orang naik bus saja. Ya atau tergantung keberanian. NB: hati-hati dan waspada banyak orang 'sok" kenal, alias nawarin jasa keberangkatan. Biaya bus Rp.20.000, travel sampai Tanjung Karang, kemungkinan Rp. 30.000 - 40.000 


4. Jika memilih bus, sampai di Terminal Rajabasa. Melanjutkan perjalanan dengan angkot kecil menuju Tj. Karang. Dari Rajabasa menuju Tj.Karang masih sekitar 8 km, ongkos Rp.3.000 Dari keduanya, perbedaan ongkos hampir setengahnya. Nah tergantung mau pilih mana. 

Ada lagi alternatif lain. 
1. Kereta Kalimaya dari Tanah Abang ada dua keberangkatan: 9.30&16.15, tiket Rp.30.000 sampai Merak jarak tempuh dua jam. Selebihnya kendaraan yang sama dengan point 2.

- Rental Mobil Rp.800.000 - Rp.1.000.000 perhari sudah termasuk bensin dan supir 


- Jukung Lumba-lumba Rp.250.000 per jukung 


- Penginapan Rp.150.000 - Rp.300.000 permalam 


- Makan Rp.15.000 perporsi 


- Sewa alat snorkeling Rp.15.000 


- Menyeberang pulau Rp.20.000 PP


- Menyeberang menuju Laguna+masuk areal Rp.13.000 


- Guide Rp.50.000 per rombongan 

Kontak Penginapan: 
Bpk Dirham: 081369991340

Komentar