"Bernapas" Satu Titik

Aku tak pernah memberatkan diriku "bernapas" pada sesuatu yang tak perlu aku tunggu. Hidupku bagiku, untuk mereka yang menyayangiku. Ada saja yang mengatakan apa tentangku, ada pula yang tak perduli, karena memang bukan urusan mereka.

Ide, pemikiran, tindakan dan segala hal yang diperbuat, tentunya untuk diri sendiri, sambil mereka berpesan dan berharap. Kudengar pula mereka, karena itu bagian dari kesuksesan. Berpikir bahwa orang lain yang lebih dulu/pengalaman, mereka punya kebaikan yang indah bagi kita.

Saat napasku terasa sesak dan tak sempurna, karena ada bagian yang "hilang" atau tersembunyi. Sehingga membuatku untuk selalu mencoba mencari, namun tetap "bernapas" pada satu titik.

Meski kemungkinan itu selalu ada, tapi realita jauh lebih nyata dan berharga.

Komentar