Terblock, rasanya itu yang terjadi. Saat lisan tak mampu lagi terucap, kata-kata juga tak bisa tertulis. Apa ini? Bagian dari perjalanna yang melelahkan, di saat diri ingin bangkit dan melawan. Namun raga tak mampu berontak, hanya diam meratapi keadaan.
Aku mendapati ruang-ruang kosong tak "bernyawa", jiwa-jiwa yang tergeletak tanpa kehidupan. Seolah menunggu sinar kehidupan yang akan memilihnya.
Lorong demi lorong perlahan terlewati, tak jua menemukan kehidupan yang nyata. Hanya replika.
Saat tubuh tak mampu bangkit, kaki tak bisa melangkah, tangan seolah ragu menggapai semuanya. Pikiran pun kosong, namun masih bisa menatap hujan dan pelangi, merasakan kilatan cahaya yang menyentuh dinding.
Komentar