Tentu aku bukan seorang manusia super, bukan pula "killer", yang menemui/menghadapi suatu hal secara "better". Tak melulu selalu, tapi dalam beberapa waktu. Beberapa waktu yang tak selalu sempurna, tapi terus memperbaikinya.
Tak ada manusia yang luput, saya pun turut. Menemui keadaan yang serba "kacrut" mendapati takut.
Yaya, namanya juga siklus. Menjadi datar kalau hanya begitu-begitu saja. Naik-turun adalah warna-warninya. Seperti pelangi seusai hujan badai, lalu kembali mengawan, kemudian gelap, begitu seterusnya.
Dalam ketidaksempurnaan ini, mengharap maaf yang melipat, memohon ampunan yang mengalun, mengenang dosa untuk membuangnya.
Semoga kita senantiasa menjadi pribadi yang selalu mengingat, memaaf dan mengampun. Manusia hebat yang pemaaf, penyayang umat yang selalu hidup cermat dan tepat, hehehe. Aamien...
Komentar