Aku dan Bagian yang Terlewatkan

Belum lama ini aku kembali "menemuinya", setelah lambat laun dia terlewatkan. Bukan karena aku sudah melupakannya, tapi keadaan tidak memungkinkan. Tak pernah sedikitpun aku melupakanmu atau mengenyahkan dari ingatan, tak mungkin. Setiap beberapa waktu, kehilangan itu menjadi suatu pertanda. Tanda-tanda yang hanya tersirat belum juga terjawab.

Kali ini aku beranikan diri untuk membukanya kembali, sekadar hanya mengingat dan bercerita. Lebih dari itu aku tak punya jawaban. Masih sama, tak mengiyakan, tak juga mengelak, masih sama seperti sebelumnya.

Di sini kamu tak bisa mengelak. Semua keputusan ada di tanganku, tapi aku bisa menentukan pilihannya,  mungkin juga mengarahkan aku. Tak usah berkomentar, cukup kau pahami dan iyakan bila memang benar keadaannya. Semua ini kenyataan dan kebenaran yang indah, tapi tak pernah kau sadari. Kini kau bisa tau semuanya dan mengerti maksud semuanya itu.

Tak pernah memaksa ataupun menjatuhkan. Tapi keadaan menjadikan kamu bagian yang terlewatkan, namun kembali lagi menjadi yang tertuliskan. Inilah keadaannya, bahwa memilihmu menjadi bagian adalah satu hal yang mengesankan.

Komentar