Menapaki Jalan Berliku Menemukan Arah

Ketika aku memilih, itulah apa yang kuinginkan. Menapakinya perlahan, sedikit demi sedikit, meski tak selalu searah, itu bisa berkelok dan berputar mungkin saja 180 bahkan 360 derajat, itulah hambatan dan ujian. Hasil akhirnya pencapaian. Terasa capai namun tercapai. Anggaplah seperti meyusuri jalur pegunungan, mendaki-terjal-rata-menurun-berkelok. tapi setelah sampai pada tempat yang dituju, pesona keindahan alam di bawah juga di atas sungguh memukau. Subhanallah...

Jika dalam kehidupan nyata, seperti seseorang yang ingin berubah haluan. Sebut saja misalnya karir. Ambil contoh pekerja seni, itu luas. Bisa menyanyi-menari-orang film-teater-melukis juga kan, penyair-aktris-aktor, apalagi ya.. ^^

Umumnya, termasuk saya, tetap memilih di satu bidang yang searah. Ketika mencoba "pindah jalur" perlu sedikit belajar dan pemahaman. Tapi untuk benar-benar berbeda haluan seperti "pindah jalur luar kota", lain arah dan tujuan, di situ butuh pemikiran matang agar tak salah pilih.

Menjadi sesuatu yang hebat bagi mereka yang bisa memilih berbalik "arah" dan konsern pada jalur baru. tapi sesungguhnya itu tak semata-mata diraih secara instan, yakin saya. Bisa jadi sebelumnya sudah mempelajarinya atau paling banter ada bakat atau darah mengalir yang menuntunnya.

Terkadang kita ngga selalu sukses pada apa yang telah kita rencanakan matang-matang. Situasi dan kondisi di lapangan, membuat perubahan dan perkembangan dari rencana itu sendiri. Misalnya saja ketika (lagi) mendaki gunung, menemui jalur baru. Antara diambil atau tetap memilih jalur biasanya.

Pengalaman baru atau tetap pada aturan yang sudah diberlakukan sebelumnya. As well, selagi itu masih dalam koridor yang aman dan masuk akan, tak ada salahnya mencoba hal baru. Untuk pengembangan diri selanjutnya di kemudian hari.

Berpikir positif itu kreatif :)

Komentar