Saat masa memberikan tanda aku harus pergi,
namun kau kembali membawa rasa yang tak terungkapkan.
Menyegarkan terik yang begitu mempesona.
Mencerahkan seperti awan.
Bukanlah kali pertama, dua, tiga hingga lima.
Menjadi waktu demi waktu yang begitu membekas dan mengiang.
Kata yang begitu kaku, tatapan tajam, senyum yang memberi kesejukan.
Hanya menjadi bagian yang tak terlupakan.
Namun saat semuanya kembali dan mengarah kepadamu,
semuanya menjadi sangat membingungkan.
Aku kembali di satu perbatasan
Menanti angin yang akan menyentuhku perlahan.
Mungkin angin membawamu kembali
atau hanya menyampaikan kabar burung
akan hal-hal yang tak bisa terjadi
yang mungkin hanya menjadi harapan palsu.
Komentar