Di saat tak ada orang yang akan membantumu untuk bangkit, kembalilah pada Tuhan. Meski tak lantas Dia menjawab, namun Ia punya cara terbaik. Tenangkah diri, sabar akan semua hal yang membuatmu "gerah". Terlalu melelahkan bila harus memikirkan apa yang hanya membuatmu sesak. Sia-sia membuat nafas menjadi begitu sempit, udara segar terbuang begitu saja.
Kecewa itu biasa, bagaimana caranya move on (seolah terdengar istilah baru), itu yang harus ditanggulangi. Caranya banyak, semua orang punya cara masing-masing, cuma diri sendiri yang tau. Jadi jangan sok tau terhadap orang lain, termasuk dari orang terdekat. Tak ada yang tau isi hati manusia, cuma Tuhan yang pegang kendali. Daripada dibilang sok tau, mending diam saja, "meneliti" boleh, asal jangan berlebihan dan berujung pada sok tau.
Nafas itu gratis, jangan membuatnya menjadi mahal karena hal-hal ngga penting. Tak perlu bilang siapa yang salah, meski tak terjawab pula, catatan itu tertulis. Di setiap detik, menit, jam, minggu, waktu yang berlalu, ada bagian dari nafas yang berhembus, demi mendapat kehidupan.
Nafas yang begitu sempurna hingga membuatnya "bernyawa". Menjadi bagian dari kekuatan menuju waktu setelahnya. Memberikan kehidupan dalam menjalani waktu, kejadian, peristiwa yang tak terencana.
Bernapas, berpikir, bernyawa...
Komentar