Sulitnya meski hanya satu langkah. Begitu banyak godaan untuk berkata tidak, tapi di sisi lain malaikan membisikkan kebaikan. Tapi syaitan terlalu dominan menggoda dan mengganggu pikiran hingga menelusup ke nadi dan mengalir ke seluruh tubuh. Ah syaitan! Aku pun terpaku dan hanya berdiam tapi terus berpikir meski belum teralisasi. Padahal ini saat yang tepat, bagian dari skenario yang tak pernah dibuat sebelumnya, tapi telah direncanakan.
Lalu bagaimana? Meski sudah begitu banyak celotehan terungkap, dan ragam bisikan mengganggu, toh masih saja berdiam di tempat, tapi siap grakkk! Aku butuh penyemangat, mendorong semua visi misi dalam mencapai prestasi. Dimana kah dia, sampaikah ia untukku Tuhan, biar mengisi langkah-langkah menjadi berarti.
Saat segala upaya dan doa tak henti, keyakinan sempat tersendat dan penuh tanya, apakah ini benar? Apa yang salah? Kapan? Kenapa? Bagaimana? Semua mengalami hal yang sama, dan kembali terucap "sabar". Yaya, untuk langkah yang begitu berarti, haruslah menentukan sikap dan cara. Semua itu demi terwujudnya satu harapan dan angan-angan agar jadi kenyataan.
Komentar