Lelahhh... Mungkin itulah yang mewakili semua rasa. Dari senang menjadi murung karena kesal. Bahagia berujung luka. Tak ada yang salah memang, semua muncul dengan sendirinya, bahkan terkadang tanpa sebab. Terlalu banyak berpikir, atau memikirkan hal dan belum menemukan jalan keluar. Rasanya otak di kepala begitu memanas dan menjadi terasa sakit. Seiring terucap "bisa ngga sih ni otak direfres, install ulang tapi tetap disave?" Itulah tanda kejenuhan, saat otak terasa sangat padat. Mungkin pula darah yang begitu pekat di dalamnya.
Kejenuhan adalah wajar, semua akan mengalaminya. Merasa begitu bosan, tak bergairah, dan ingin melakukan hal yang menyenangkan untuk diri sendiri. Pergi ke tempat yang tenang, atau mungkin ada yang memilih keramaian. Tinggal memilih mana yang membuat diri nyaman dan menyenangkan, bahkan hanya sendiri dan menyendiri.
Diri seseorang hanya dia yang tau, dan Tuhan yang mendengarnya. Buatku, tak ada kalimat "saya sangat mengenalnya." Oke, mengenal secara langsung memang, tapi hati manusia tidak ada yang tau. Begitu dalam seseorang menyimpannya, bahkan bisa jadi dia membawanya pergi dari alam ini, tanpa orang lain tau "hal" yang disimpannya.
Jadilah buku harian menjadi pelampiasan. Menumpahkan semua rasa dan keadaan, juga perasaan. Saat aku lelah untuk berpikir dan melangkah, terdiam dan menulisakannya, meski tak selalu terjawab, dan terhempas begitu saja.
Dalam lelah dan kesalmu, kembali pada senyum. Buat semua terasa menenangkan, tanpa ada yang tersakiti. Jika kau merasa itu sangat sakit, maka pejamkan matamu, le[askan semua rasa lelah dan gundah.
Komentar