Jangan berpangku tangan, ayo melawan. Melawan kemalasan, keluh kesah dan segalanya. Rasanya itulah yang saat ini menghantui jiwa dan raga. Saat kemalasan begitu mendera dan membuat semuanya jadi terasa redup. Di saat inilah kau kembali berpikir akan sebuah kekuatan dalam diri, yang seharusnya bisa membawa diri dalam kemenangan besar yang tidak instan.
Perjuangannya panjang, langkahnya berliku, cara dan prosesnya tidak singkat; Ketika mencapainya maka harus dipertahankan dan terus dikuatkan untuk dikembangkan. Jatuh bangun semua akan mengalaminya, namanya juga proses meraih kemenangan. Tak berhenti sampai di sini, kira-kira begitu ungkap motivator. Tapi tentu terasa sulit, terlebih bila hanya diri sendiri, tanpa ada yang memotivasi.
Ada yang diawali dari jatuh lalu bangkit. Ada pula bangkit di awal lalu merasakan jatuh. Dari keduanya, saat melawan lah yang menentukan. Memenangkan diri dari jatuh agar bangkit.
Setiap orang punya pegangan, setiap langkah ada pijakan, setiap diri ada yang menguatkan. Maka kuatkan dan ingatkan lah aku saat terlupa dan melawan, Karena di situ ada emosi yang begitu kuat, mengalahkan kebenaran dan mengenyampingkan fakta, lalu melalaikan peringatan,
Maka jadilah manusia yang saling mengingatkan dengan cara yang baik, bukan dengan menghakimi atau menyalahkan. Menjadi bijak itu sempurna.
Komentar