Bisikan Pelan Menjerumuskan

Setan apa yang meracuniku? Yang membisikkan untuk hanya diam, diam, menjauh dari mentari dan udara yang begitu kotor. Sekuat-kuatnya aku melawan, kalah juga. Tapi itu hanya di saat-saat tertentu, karena aku masih bisa melawan dan maju terus melangkah. Ini perubahan, saatnya melawan dan berani mengambil (bahkan) resiko. Berat memang, tapi antara berani dan kenyataan terkadang begitu dekat dan erat, hingga kau tak mampu melawannya. Godaan tentu semakin besar juga, itulah ujian, seberapa kuat melawannya.

Lalu ku berdoa agar tenang dan mampu melawannya. Diawali dari niat dan usaha, serta dorongan dari orang yang benar. Orangtua, teman, sahabat, mungkin juga yang terkasih, atau siapapun itu. Kebaikan datangnya dari mana saja, bahkan tanpa terduga dan diduga dari dan oleh siapa?

Maka terimalah semua yang telah kau usahakan, atau diusahakan. Hiraukan semua hal yang menghalau dan menghadang di depan mata. Karena itu adalah hantu yang membisikkanmu pelan, menghanyutkan kemudian memanfaatkan keadaan. Kembalilah pada Tuhan mu, Dia yang akan menyelamatkanmu.

Teman... Kawan... Sahabat... Kedua orangtuaku dan kau yang tak terungkap. Kalian adalah bagian dari perjalanan hari yang begitu terasa "melelahkan" juga memenatkan di setiap detik, menit, jam-nya. Meski tak pernah ada di bagian waktu itu, tapi kalian diam-diam ada dan mengisi. Biarku yang ada, walau kalian tak ada.Seperti matahari yang selalu ada buat umat di bumi, tapi kita tak sebaliknya ada untuknya. Karena itu dari Tuhan, maka kita harus bersyukur, memelihara dan menjaga.

Kalau kita yakin dan kuat, semua hal Insya Allah bisa terlewati dengan baik meski mungkin tak sempurna di mata kita, bisa saja sempurna bagi-Nya. Aamien...

Komentar