Selamat siang para insan pekerja. Baik di dunia pemberitaan, hiburan, atau sebatas karyawan perusahaan, baik itu asuransi, teknologi, pertanian juga perdagangan ataupun perbankan. Bekerja di bawah "tekanan" alias harus mengikuti perusahaan. Jam 8 atau jam 9 masuk kerja, pukul 16 berbenah, jam 17 beranjak pulang, hihi ^^ Sebutnya tenggo.. Jam 17 teng, go.. Setiap hari begitu, mungkin kalau yang perbankan, bedanya akan menemui nasabah dan transaksi yang berbeda-beda, profesi yang lain memposisikan.
Akhir bulan, biasanya di tanggal 25 atau berbeda masing-masing perusahaan, gajian, horeee.. Tanggal muda nih ye.. :D Makan siang enak-enak, kalo perlu gantian traktir sesama teman-teman pas malamnya. Ke rumah bawa makanan, akhir pekan kumpul keluarga makan-makan atau liburan. Bagian dari refreshing, sebulan se kali minimalnya, lebih boleh asal jangan berlebihan, sesuai porsi, dan jangan lupa menabung.
Awal hari, kembali ke rutinitas kerja, di depan komputer serta data-data, atau keriwehan di ruang redaksi. Berlatar di ruang redaksi, sedikit banyak cerita ya.. Kenapa saya bilang riweh? Begini kronologinya. Pagi-pagi sekali tim lapangan sudah berada di TKP mencari berita, sestandarnya kantor pemberitaan, korlip harus terus memantau tim lapangan, apa yang sudah didapat, apa yang perlu diambil, bukan membebaskannya bgeitu saja, singkat kata "pokoknya pulang bawa berita".
Apa seperti itu korlip? Ahh tidak. Selama di TKP pun, seringkali saya mendengar tim lain begitu seringnya dihubungi kantor, meski terkesan bawel dan berisik, tapi mereka pergi dengan membawa materi dan kejelasan apa yang mereka akan ambil, bisa ditambah atau dikurangi. Itu lah kerja tim, saling melengkapi dan mengoreksi, bukan hanya mengoreksi kesalahan tanpa solusi apalagi tak berbenah diri.
Belajar dari pengalaman dan kenyataan, bukan hanya merasa senior dan lebih dulu, tapi tidak lebih tau dan sok tau. Ada aja orang seperti itu. Di setiap kantor, ada saja yang begitu. Bagaimana kalau saya sebut orang sok tau yang menjadi bagian dari masalah, pembuat masalah.
Ciri-cirinya:
- Kalau bicara cepat dan keras, kelopak mata diperlebar (hal itu dilakukan agar orang di sekitarnya mendengar) Entah mereka tak sadar atau disengaja, suaranya menjadi bagian dari polusi.
- Setiap perkataannya ditegaskan, seolah-olah paling benar dan pasti. Coba sekali-kali sangkal bila ada pembicaraannya yang tak masuk akal dan aneh, niscaya dia diam.
- Umumnya mereka punya watak yang plin-plan. Kadang bisa menjadi manusia sangat baik, tapi kejahatannya lebih utama.
- Lebih jago ngomong daripada fakta dan data, alias tulisan. Kalau pun beberapa kejadian mereka adalah orang yang berada di posisi hebat karena latar belakang pendidikannya atau orang tuanya, tapi mereka selalu saja merasa hebat.
- Tipe orang yang harus dikasiani, karena tak mempan dicaci maki. Begitu saja sudah hina mereka.
Apalagi? Banyak lah, cape juga kalo dituliskan satu per satu. Tapi prediksinya, mereka memang bisa menjadi unsur kuat di sekitar kita, padahal tidak lebih baik bahkan cenderung buruk. Macam itu, biar musnah perlahan-lahan, kasi doa sama sumpah-sumpah, hihihi ^^
Komentar