Aku tak pernah membayangkan kalau akan bertemumu, menyapamu lebih dulu, lalu mengenal jauh. Bila ku tahu kalau berakhir dengan angan seperti ini, takkan pernah aku menyambutnmu. Itulah misteri, dan menjadi begitu indah. Meski mungkin aku menyerah lebih dulu, aku pun tak tau. Setahun lebih berlalu dengan keadaan yang tak pernah ada dalam skenario. Karena ingin bukan bagian dari naskah drama ataukan film televisi, yang berakhir indah ataukah sedih.
Namun ini kehidupan yang sama, bedanya aku bukan selebritas, tapi ini relitas. Menapaki jalan dan rute yang berliku, melewati angin berdebu, panas dan mendung yang berarti. Setiap menit, jam, hari, minggu, tahun pun kudapati. Ada senyum, tawa, bahagia, bahkan duka berujung luka, menyedihkan. Tapi itu warna, kau yang memberi warna, tanpa pernah menyadarinya.
Ku ingin menghindar dan pergi, tapi kembali bertemu, hadir menyapa ruang kosong tanpa arti. Merasa tegar dan melawan semuanya, tapi ku pun tak mampu, butiran kesedihan pun tercucur, mengalir begitu deras dan membekas. Lalu aku kembali mengingat, semua perjalanan, canda-tawa juga air mata. Semua kenangan yang dalam begitu mendalam, aku pun terkenang.
Mungkin ini perbedaan, yang membuat jarak begitu renggang, hingga mengorbankan perasaan dan tertekan. Meski aku mencoba menahan dan perlahan melawan, masih juga kembali ke pelukan. Tak berhasil dan jatuh lagi.
Jika memang kau datang untuk memberikan satu jawaban, katakan. Aku akan bertahan dan takkan melawan. Jika tidak, pergilah dan menghilang.
Komentar