Berhenti dan Kembali

Malam begitu sunyi, aku pun tersadar hanya aktif bersama komputer. CPU begitu jelas terdengar, bersamaan suara jangkrik. Malam pun makin terasa sejuk terlebih dingin, seharusnya saat aku terhenti dan tidak ada di sini. Waktunya merebahkan tubuh dan meluruskan kaki, merentangkan lengan. Yayaya, entah mengapa masih terbangun? Seolah ada hal yang mengganggu, tapi begitu saja berlalu hingga tak tersadar waktu.

Terlalu banyak hal yang mengganggu. Pekerjaanku, rencanaku, PR yang tertunda, hingga kamu. Semuanya menjadi satu dan berpadu, sulitnya mengenyangkan semua itu. Lagi-lagi kembali, dan terulang. Apa? Yang mana? Semua hampir sama, mungkin "kamu" yang terlalu besar mengganggu. Tapi sudahlah, itu hanya angan tapi berkelanjutan. Tepatnya ini rahasia Tuhan, biar berjalan perlahan hingga mungkin ada suatu keajaiban.

Lelah juga menantinya, tapi mau bagaimana? Sesaat aku berpikir untuk lupakan, tapi mengapa selalu kembali lagi. Saat memutuskan untuk berhenti, tapi tak mampu melangkah malah kembali. Apa itu namanya satu hati? Tapi tak juga terisi. Misteri Illahi.

Komentar