Bila masih ingin melihatku melangkah, lepaskanlah. Jika tetap mau melihatku tersenyum, biarkanlah. Andaikan ingin melihatku bersedih dan terluka, sakitilah. Tanpa sadar, itu yang kau lakukan. Menjadikan hubungan tanpa rasa, merasakan apa yang tak ingin dirasa. Tentang suatu perasaan. Rasa itu begitu dalam, tapi belum juga mampu menerobos dinding triplek yang kau bangun. Kenapa ku bilang triplek? Karena sifatmu yang labil (bergerak terkena angin, seperti triplek).
Padahal aku gypsum, nyaris kuat kecuali dihancurkan. Mari menjadi beton, yang hanya hancur jika ada kekuatan yang terlalu besar, tapi tak mudah. Atau ingin menjadi kulit tembok, yang begitu mudahnya dikerik lalu terpecah-pecah, rapuh. Itu semua adalah kekuatan, seberapa kuat engkau melaluinya, bisa jua menunjukkan siapa dirimu?
Tak jua aku menyimpannya sendiri, tak pula meluaskannya. Tapi kekuatan hati dan jiwa yang menahannya. Bahwa ada cinta di dalamnya, cinta seorang manusia dengan manusia lain, sesama manusia, untuk saling mengasihi, dna itu sempurna.
Komentar