Menyatukan itu sulit, dua kepala dengan ragam isi serta persepsi. Membandingkan juga tak bijak. Memadukannya, akan melengkapi, satu sama lain saling mengisi, itulah kita. Berpikir bagaimana menyamakan perbedaan itu sulit, jika pun mungkin, prosesnya panjang, namun sifat asli tak mungkin hilang. Itulah, menjadi satu "tembok" yang bagiku, ini sangat menyiksa, karena menahan semuanya. Dari rasa yakin dan percaya, setia, sampai tiba pada rasa takut dan menyerah.
Kita itu dua, ada hal yang membuat kita satu, agama dan keyakinan akan agama itu. Tak ada yang menjadi rendah dalam hal ini, siapapun dia, bila ia mengamalkan, tak ada kerendahan di sana, tak ada bantahan pula. Ilmu mengalahkan segalanya.
Meski ada rasa yang begitu dalam, nyatanya, tak semua angan dan harapan, dengan mudah terealisasi. Butuh waktu dan proses, bahkan hingga lupa sekalipun.
Keyakinan yang menguatkanku, akan suatu rasa yang tak terungkap itu. Tentang suatu kejujuran yang bila nantinya terjawab, akan menjadi hal yang indah. Begitu indahnya, hingga perlu cara dan waktu lebih untuk menunggunya dengan penuh sabar. Bila suatu hari itu tiba, hanyalah senyuman yang menandakannya, lalu menjawab, "akhirnya..."
Komentar