Saat di mana jiwa tak mampu lagi melawan, ruh begitu terasa menjauh, adalah saat sakit itu datang dan mengisi ke seluruh tubuh. Tak ada yang bisa dilakukan, hanya terkapar dalam tubuh tak berdaya nyaris tak bernyawa (segar). Namun secercah harapan untuk sembuh, membawanya bangkit dan melawan, meski pada kenyataannya kaki itu masih belum mampu menobang tubuhnya.
Dalam jatuh dan rapuhnya ia tersenyum, memberi hawa segar bagi dirinya dan untuk orang di sekitarnya. Jangan bersedih dan menangis, Allah sedang kasih kamu sayang yang lebih, agar kamu bisa lebih dekat dengan-Nya, selalu mengingat-Nya. Kesabaran akan jadi obat termanis hingga kau meraihnya nanti. Jangan sakiti tubuhmu, semangati diri sendiri, agar mereka juga mampu memberimu semangat.
Ketika kau mulai tak mampu, rebahkanlah kemudian pejamkan mata untuk mengistirahatkannya. Tubuhmu lelah, dia rapuh karena telah menempuh saat-saat yang terus mengisi hari-harinya dengan suasana yang begitu kotor, panas, debu dan oksigen yang begitu sulit didapat.
Ketika esok pagi datang, kau pun akan menyambutnya dengan suasana baru, menyapa mentari dengan jiwa yang lebih bersemangat, serta harapan baru. Bahwa ada senyum di sana. Selalu ada mentari seusai malam, akan ada pelangi setelah hujan badai menerpa.
Komentar