Cermin Dua Sisi

Apa sulitnya belajar? Tanpa pengalaman yang ternyata tidak menjadikannya belajar. Itu karena tidak pernah mendapatkan pengalaman lalu mempelajarinya. Terlalu asik menyalahkan orang lain tapi tidak pernah sadar dengan kesalahannya, bahkan itu fatal. Itulah karena berkaca pada cermin dua sisi, seolah merasa benar saja, di sisi yang sama. Bila satu cermin tertutup, bingung setengah cemas.

Aku hanya tertawa saja, melihatnya begitu yakin dan terlalu percaya diri. Padahal orang-orang "menjatuhkannya" dengan jujur. Tapi ia tak malu dan terus bernyanyi. Meski suaranya berantakan, nada tak beraturan, power kebesaran mengganggu. Ketika itu, kami hanya bisa mendengarkannya penuh tawa dalam hati, menertawakan kebodohan yang ia buat sendiri.

Sampai kapan begitu? Masih bertahan dengan ke-PD-an akan sesuatu yang salah, dan tak mau belajar. Sudah sampai saat ini masih juga mau belajar? Tahun-tahun sebelumnya kemana? Begitu merasa sempurna dengan menyempurnakan diri sendiri, padahal sama dengan yang laian, tidak ada istimewanya sedikit pun.

Teruslah menjadi cermin dua sisi, tataplah dirimu sendiri hingga sadar. Bahwa di sana ada sosok yang sangat bodoh, terpampang dalam cermin, dan kau merasa sempurna dengan dua sisi itu, sehingga tak ada kesempatan menyadarinya dengan membalik sisi yang tak sama, yakni sisi gelap bukan cermin yang sama.

Komentar