Oh Jakarta, Selamat Ulangtahun

Jakarta. Menyebut dan mendengarnya saja, semua mungkin akan membayangkan hal yang sama. Ada apa di Jakarta? Macet, polusi, banjir dengan segala macam permasalahan yang mengotorinya, meski tidak juga mengenyampingkan keistimewaannya. Pusat Jakarta, perbelanjaan, kuliner, pariwisata, serta ragam budaya. Jumlah penduduk yang semakin bertambah, pendatang yang nekat hadir tanpa keahlian dan tidak tau mau apa, jelas hanya akan memenuhi Jakarta.

Tanggung jawab siapa? Pemerintah tentunya, dengan ketegasan dan pengawasan yang ketat, meski masih juga lolos. Tapi mereka juga manusia, ada batas lelahnya. Di awali dari sendiri, apa sulitnya untuk menanamkan kesadaran dalam diri sendiri. Sadar bahwa Jakarta bukan hanya sekadar kota Metropolitan, pusat Jakarta, pusat dari segala aktivitas dan sumber penghasilan di sana. Jangan...

Jakarta tidak butuh mereka yang datang hanya untuk singgah lalu merasa nyaman dan menetap tanpa ada balas yang mereka buat (hasil karya). Itu hanya mempersempit langkah, memperpadat wilayah, memperpanjang daftar bantuan. Karena dari mereka yang datang tanpa memiliki keahlian dan tidak bisa mengembangkan dirinya, mereka hanya menjadi bagian yang memenuhi Jakarta.

Jakarta semakin tua 485 tahun sudah. Bukan waktu yang singkat dan mudah untuk ia bertahan. Perubahan, pergeseran telah banyak terjadi di Jakarta. Kesuksesan dan keberhasilan tentu di pertahankan. Kemunduran, ketimpangan harus disingkirkan. Kasihan Jakarta, kalau hanya menampung bakal calon miskin, munculnya kesenjangan, semua dampak yang mengacu pada menurunnya anggapan tentang Jakarta.

Selamat ulangtahun Jakarta, semoga kuat dalam hidup dan perjalananmu.

Komentar