Ruang Tak Bernyawa

Di sini aku ada, dalam ruang tanpa sekat, tanpa dinding berbata, tanpa celah tebal, hanya ada kaca bergaris tengah. Semuanya terlihat transparan, terbentang menuju sisi Barat. Semuanya terlihat jelas dan nyata, namun kosong. Manusia tanpa jiwa, kertas tanpa isi, ruang "tak bernyawa". Meski selalu saja ada "suara gaib" di pagi "buta" "longlongan" menjelang siang, raungan jelang petang, bahkan tangisan jelang malam. Semua itu keadaan yang entah membuat nyaman atau menjadi sebuah tekanan.

Di sini tempat yang kau bangun, kau dirikan dari bagian terkecil tak ada apa-apa, dari pengalaman masa lalu. Tak penting bagiku seperti apa dan bagaimana atau apa. Jadikanlah itu adalah, di mana semua yang ada bukan hanya bertanya dan menekan, tapi memberi saran dan menemukan cerah. Tak ada habisnya bicara, tak selesai terus berpendapat, bosan mereka mendengarnya.

Pemimpin yang baik dan benar, bukan semata-mata hanya menjadi bagian atasan tanpa pengaruh kuat, ataupun pemegang kekuasaan. Tapi dia adalah panutan, bagian yang bisa menjadi sosok kekuatan, bukan hanya sekadar menyalahkan tanpa mengetahui keadaan.

Bicara pada suatu kebenaran, membalikkan semua keadaan, di situ ada perlawanan juga kegigihan dari kenyataan yang tak pernah banyak orang tau.

Sebuah rumah adalah tempat, di mana penghuninya merasa nyaman dan terlindungi. Bukan tempat yang membuat seseorang ingin lekas pergi karena ketidaknyamanan. Mundur bukan berarti kalah, terhenti bukan berarti tak mampu. Tapi mundur untuk berpikir, lalu terhenti untuk mengambil langkah panjang ke depan, melompatlah. Di situ akan kau temukan kebebasan.

Komentar