Memasuki gerbang utama, aroma Hio tercium, mengasapi hampir ke seluruh bangunan Klenteng. Lilin-lilin merah menyala, menghangatkan suasana. Keningan pun terasa ketika menapaki Klenteng. Hanya ada petugas, dan beberapa warga yang datang untuk berdoa.
Hari itu adalah hari ke 11 menjelang perayaan puncak Imlek. Puncak Imlek sendiri yaitu hari ke 15 (6 Februari 2012), yang disebut Cap Go Meh.
Suasana di dalam Klenteng, hampir semua berwarna merah. Mulai dari bangunan, tiang penyangga, lilin-lilin, serta lampion. Kenapa merah? Dari berbagai informasi yang saya temukan, semua berawal dari suatu kisah. Dahulu, ketika datang musim dingin, muncul raksasa dari pegunungan yang disebut Nian. Raksasa itu pemakan manusia, ia juga memakan hasil panen. Untuk melindungi diri, warga meletakkan makanan di depan pintu, pada awal tahun, agar Nian tidak mengganggu.
Pada suatu hari, ada warga yang mendapati Nian ketakutan, ketika bertemu dengan seorang anak kecil yang memakai pakaian berwarna merah. Dari situ kemudian warga percaya, bahwa Nian takut dengan warna merah. Lalu warga menggantungkan lentera dan kerta merah di jendela dan pintu. Kemudian adat itu berkembang hingga sekarang, menjadi perayaan Tahun Baru Cina.
Perayaan Cap Go Meh pun menjadi puncak rangkaian acara perayaan tahun baru Imlek. Segala harapan dipanjatkan, menghadapi tahun yang baru, Naga Air, yakni memasuki tahun 2563.
Komentar