Mmm... Akhir hari di bulan empat tahun sekali. Ada hal istimewa pula di hari ini. Diawalai dengan alarm yang berbunyi hanya sekali, tertidur lagi namun tersadar. Keluar rumah pun lebih pagi dari biasanya, namun telat 1 menit kereta melintas. Jadilah menunggu sekitar 40 menit kemudian.
Di luar sana cuaca terasa mendung, debu ibukota pun tak begitu terasa. Namun kemacetan tetap saja mendera, memenuhi ruas-ruas jalan. Meski sedikit terkantuk, langkah pun tak terhenti, melanjutkan perjalanan. Doa dan harapan senantiasa menyertai, dalam lindungan-Nya atas doa yang dipanjatkan.
Semua alasan adalah membuatmu lebih berenergi positif. Udara segar pagi, tentu membuat oksigen jauh lebih banyak, meski banyak terkontaminasi. Ketika pagi... Masih banyak penjual makanan yang bisa dipilih untuk dibeli. Sinar matahari belum begitu menyerang. Suasana sekitar juga suasana hati lebih terarah dan tenang (terkeculai kalau ada masalah) hahaha ^^
Melintasi sekolah, selintas kembali mengingat saat masi duduk di bangku Dasar, Menengah, Atas. Suara ramai siswa terdengar riuh di saat pagi tadi. Bapak-ibu, kakak atau siapapun yang mengantarkan anak/adiknya ke sekolah. Salam perpisahan meninggalkannya untuk menempuh pelajaran. Padahal dulu... Khususnya saya, entah kalian? Ketika jam pelajaran akan segera dimulai, seperti beragam alasan dan harapan, agar pelajaran bisa ditunda, atau dibatalkan.
Maksudnya? Beberapa guru mata pelajaran ada yang tak diharapkan datang. Jangankan untuk melihatnya mengajar di depan kelas. Mendengar, membayangkan nama dan menyebutnya, seperti sebuah ancaman. Belum lagi tugas yang belum dikerjakan atau tidak selesai. Tidak ada alasan, semua yang terlewat adalah kesalahan, hukuman itu ada. Ringannya dengan jewer, double tuh.. Uda dijewer, diperlihatkan di muka umum. Ooowww tak mengenakkan -_- Masa kuliah, mencari celah saat datang terlambat, bagaimana cara aman memasuki ruangan tanpa terlihat dosen, hahaha... Dan kini... Masa kerja. Sampai di ruang kerja, merasakan hawa ruang yang begitu sejuk karena pendingin.
Waktunya bertugas. TKP kali ini di kandang sendiri. Mengikuti kegiatan perusahaan, juga yang menaunginya. Sebelum sampai di waktu Zuhur, semuanya usai, kembali ke redaksi. Kebingungan dan kegamlangan cukup menghantui. Beragam "sambungan" coba dibuat, meski sedikit menjadi tanda tanya kembali. Tapi kuncinya, tenang dan yakin saja, improvisasi :D
Sore harinya sudah di akhir bulan ini. Inpeksi Dadakan alias Sidak. Tiba-tiba ada yang datang, terdengar teriak, menangih pekerjaan hari ini. Buat saya, entah dengan siapa dirinya berbicara. Datang tanpa salam, bicara tanpa tau siapa yang diajak bicara, membentak? Mungkin juga iya. Seolah kata hati, ikuti saja, dengarkan bahkan ingin membantah dengan masuk akal dan memberikan keterangan.
Terlepas dari itu, hari ini banyak senyuman, semua terasa menyegarkan dan cantik. Ketika orang lain melihatmu penuh pesona, bahagia, ia juga akan merasa senang dan senyuman di bibirnya. Kawan memberimu banyak kekuatan dan keyakinan. Menyatukan kekuatan, lawan yang salah.
Dua orang (sekiranya pasangan kekasih) selama dua hari ini kompak tidak membayar karcis, entahlah? Saya tidak menghiraukannya, padahal selembar tiket itu berharga, ada asuransi. Pengamen kereta hilir-mudik di dalamnya. Pedagang asongan, penjual alat rumah tangga, makanan dan minuman sampai peminta-minta.
Lewat dari siang, semua telah selesai berkumpullah bersama kawan-kawan di depan klinik. Mari "menghabiskan waktu" setelah itu berpencar masing-masing. Masing dengan yang melanjutkan pekerjaan, sekadar ngobrol-ngobrol sama rekan kerja, juga foto-foto.
Malam... Saatnya pulang. Keadaan terasa baik-baik saja, suasana hati juga tenang dan nyaman. Pulanglah dengan baik-baik saja, menikmati Jakarta-Tangerang Selatan dengan KRL.
Semuanya di hari ini, merasa sangat ceria...
Happy 29 Februari 2012... ^_^
Di luar sana cuaca terasa mendung, debu ibukota pun tak begitu terasa. Namun kemacetan tetap saja mendera, memenuhi ruas-ruas jalan. Meski sedikit terkantuk, langkah pun tak terhenti, melanjutkan perjalanan. Doa dan harapan senantiasa menyertai, dalam lindungan-Nya atas doa yang dipanjatkan.
Semua alasan adalah membuatmu lebih berenergi positif. Udara segar pagi, tentu membuat oksigen jauh lebih banyak, meski banyak terkontaminasi. Ketika pagi... Masih banyak penjual makanan yang bisa dipilih untuk dibeli. Sinar matahari belum begitu menyerang. Suasana sekitar juga suasana hati lebih terarah dan tenang (terkeculai kalau ada masalah) hahaha ^^
Melintasi sekolah, selintas kembali mengingat saat masi duduk di bangku Dasar, Menengah, Atas. Suara ramai siswa terdengar riuh di saat pagi tadi. Bapak-ibu, kakak atau siapapun yang mengantarkan anak/adiknya ke sekolah. Salam perpisahan meninggalkannya untuk menempuh pelajaran. Padahal dulu... Khususnya saya, entah kalian? Ketika jam pelajaran akan segera dimulai, seperti beragam alasan dan harapan, agar pelajaran bisa ditunda, atau dibatalkan.
Maksudnya? Beberapa guru mata pelajaran ada yang tak diharapkan datang. Jangankan untuk melihatnya mengajar di depan kelas. Mendengar, membayangkan nama dan menyebutnya, seperti sebuah ancaman. Belum lagi tugas yang belum dikerjakan atau tidak selesai. Tidak ada alasan, semua yang terlewat adalah kesalahan, hukuman itu ada. Ringannya dengan jewer, double tuh.. Uda dijewer, diperlihatkan di muka umum. Ooowww tak mengenakkan -_- Masa kuliah, mencari celah saat datang terlambat, bagaimana cara aman memasuki ruangan tanpa terlihat dosen, hahaha... Dan kini... Masa kerja. Sampai di ruang kerja, merasakan hawa ruang yang begitu sejuk karena pendingin.
Waktunya bertugas. TKP kali ini di kandang sendiri. Mengikuti kegiatan perusahaan, juga yang menaunginya. Sebelum sampai di waktu Zuhur, semuanya usai, kembali ke redaksi. Kebingungan dan kegamlangan cukup menghantui. Beragam "sambungan" coba dibuat, meski sedikit menjadi tanda tanya kembali. Tapi kuncinya, tenang dan yakin saja, improvisasi :D
Sore harinya sudah di akhir bulan ini. Inpeksi Dadakan alias Sidak. Tiba-tiba ada yang datang, terdengar teriak, menangih pekerjaan hari ini. Buat saya, entah dengan siapa dirinya berbicara. Datang tanpa salam, bicara tanpa tau siapa yang diajak bicara, membentak? Mungkin juga iya. Seolah kata hati, ikuti saja, dengarkan bahkan ingin membantah dengan masuk akal dan memberikan keterangan.
Terlepas dari itu, hari ini banyak senyuman, semua terasa menyegarkan dan cantik. Ketika orang lain melihatmu penuh pesona, bahagia, ia juga akan merasa senang dan senyuman di bibirnya. Kawan memberimu banyak kekuatan dan keyakinan. Menyatukan kekuatan, lawan yang salah.
Dua orang (sekiranya pasangan kekasih) selama dua hari ini kompak tidak membayar karcis, entahlah? Saya tidak menghiraukannya, padahal selembar tiket itu berharga, ada asuransi. Pengamen kereta hilir-mudik di dalamnya. Pedagang asongan, penjual alat rumah tangga, makanan dan minuman sampai peminta-minta.
Lewat dari siang, semua telah selesai berkumpullah bersama kawan-kawan di depan klinik. Mari "menghabiskan waktu" setelah itu berpencar masing-masing. Masing dengan yang melanjutkan pekerjaan, sekadar ngobrol-ngobrol sama rekan kerja, juga foto-foto.
Malam... Saatnya pulang. Keadaan terasa baik-baik saja, suasana hati juga tenang dan nyaman. Pulanglah dengan baik-baik saja, menikmati Jakarta-Tangerang Selatan dengan KRL.
Semuanya di hari ini, merasa sangat ceria...
Happy 29 Februari 2012... ^_^
Komentar