Dahlan Iskan, sepertinya bagi para jurnalis, namanya tak asing lagi. Begitu pula dengan penokohannya. Bersepatu kats, pakaian kasual dan ala jurnalis banget (saya bilang). Dari beberapa sumber yang saya ketemukan dan tau, Dahlan Iskan pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi Jawa Pos (entah sekarang masih atau tdk?) Kemudian ia dipercaya menjadi direktur utama PLN pada 2009 lalu. Terakhir, perombakan kabinet pada 2011 lalu, presiden SBY memberikan kekuasaan kepadanya untuk memimpin BUMN, alias menjadi menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar.
Pria yang lahir 60 tahun silam, dengan tanggal kelahirannya yang katanya ia karang sendiri, karena orangtuanya pun lupa dengan tanggal kelahirannya. Akhirnya dijadikanlah 17 Agustus 1951 sebagai hari lahirnya. Unik sekali bapak ini ^^
Ketika presiden menunjuknya sebagai menteri, dari kabar media yang beredar menyebutkan, Dahlan Iskan sangat berat meninggalkan kepemimpinanya di PLN, karena saat itu PLN sedang dalam masa "emas". Tapi, penunjukkan presiden akhirnya melepaskan kepemimpinan lamanya, lalu menjadikan dirinya ada di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II.
Sebelum perombakan terjadi, calon-calon yang menjadi kandidat melakukan pemeriksaan kesehatan. Dari hasil tes itu, bisa dibilang "tidak utuh" karena ia pernah melakukan cangkok hati (kalau saya tidak salah. Baca dari sumber net lho..)
Kisah di atas yang saya tuliskan dari berbagai sumber yang sebelumnya menggambarkan bagaimana sosok seorang Dahlan Iskan. Dan ketika suatu hari saat ulangtahun PERTAMINA 12 Desember 2011 lalu, satu kesempatan bisa melihat sosoknya. Begitu saya memasuki pintu masuk, sosok berjaket loreng hijau dengan kaus di dalamnya melintas, pria berkacamata, itulah Dahlan Iskan. Satu lagi, bersepatu kats, hehe, sungguh bapak satu itu "asik" santai tapi tetap rapi.
Kesantaiannya pun terlihat. Ketika banyaknya awak media yang siap mewawancarainya, termasuk tim kami. Sambil menyimak pertanyaan para wartawan, semangkuk makanan berkuah yang ia bawa pun masih terpegang. Sambil menikmati makan siangnya, ia pun melayani pertanyaan awak media.
Tidak seperti menteri lain, yang pernah saya lihat dan perhatikan yang terasa "eksklusif". Sosok seorang Dahlan Iskan tak seperti mereka. Membumi, menyatu dengan semua orang. Saya rasa itu bagian dari pribadinya yang memang jiwa jurnalis.
Soal kepemimpinan atau pengamatan kinerja, saya tidak terlalu memahami dan sekadar tau singkatnya dan tidak terlalu mengikuti. Untuk kepemimpinan pak Dahlan, semoga ada banyak hal penting yang bisa dibangun di negara. Atas spesifikasinya sebagai Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Selamat mengurusi negara pak.. Sukses selalu.
Komentar