by indonetwork.web.id |
Menjelang hari raya Imlek, penjualan ikan bandeng mulai terlihat di beberapa pasar. Salah satunya di pasar musiman Rawabelong, Jakarta Barat. Pasar yang memang hanya berjualan setahun sekali menjelang perayaan tahun baru China ini, memang hanya menyediakan ikan bandeng. Menurut penjual, para pembeli biasanya datang dari berbagai tempat. Kebanyakan dari mereka juga setiap tahunnya memang sering berbelanja di sini, dan sudah mengetahui pasar ini. "Ya biasanya orang dari mana-mana, ngga tentu. Orang-orang udah pada tau di sini," ungkap Zaeni.
Ikan yang dijual di sini bervariasi, mulai dari 1,5 kilogram hingga mencapai 6 kg per ekor, dengan harga perkilonya Rp.35.000. Pasar yang buka mulai Subuh hingga pukul 8 malam ini, menyetok ikan dari Muara Angke, yang dibeli sendiri oleh para pedagang.
Beberapa warga yang bukan hanya etnis Cina pun merasa diuntungkan dengan pasar musiman ini. Salah satunya Eti, asli Betawi ini. Ikan yang cenderung lebih murah dengan kualitas yang bagus, merupakan alasan ia datang ke sini. "Harganya murah sekarang ini, kalau besok-besok bisa naik lagi."
Bisa dibilang, tradisi Imlek tak hanya untuk etnis Tionghoa. Seperti Eti, ia dan keluarga juga menjadikan tahun baru Cina ini sebagai tradisi. Bersama keluarga, biasanya ia bertukar hantaran. Salah satunya yakni ikan bandeng, yang kemudian diolah menjadi pindang, atau makanan lainnya, juga makanan lainnya seperti kue keranjang dan manisan.
Menurut sejarah, ikan bandeng merupakan salah satu sesajian yang termasuk dalam sajian sam seng yang terdiri dari tiga makanan, yaitu dagung babi, ayam kampung dan ikan bandeng. Sam seng melambangkan tiga unsur, yaitu darat (tanah), laut (air) dan udara. Sementara bandeng merupakan unsur laut atau air.
Ikan bandeng juga diibaratkan dengan rezeki kehidupan. Terutama duri yang ada pada ikan bandeng. Durinya diibaratkan sebagai duri-duri kehidupan, sehingga harus berhati-hati dalam mencari rezeki. Atau bisa dikatakan, dalam mencari rezeki akan menemui tantangan dan hambatan.
Komentar