Bila Rasaku Ini Rasamu
Kalau Kerispatih bilang "aku memang terlanjur mencintaimu, dan tak pernah kusesali itu" cinta itu membuat seseorang berpikir, bahwa sebuah perasaan yang memang telah dirasa, bukan suatu yang harus disesali. Meski rasanya mungkin sakit, itulah perasaan. Saat kita telah membuka rasa, kita harus siap menerima akhir rasa yang mungkin itu manis, bahkan pahit sekalipun.
"seluruh jiwa telah kuserahkan, memegang janji setiaku." tak perlu jauh memberikan jiwa. Sebatas ingin menunjukkan rasa, itu cukup. Karena menerima rasa itu yang sulit. Apalagi menjadikan itu janji diri. Hanya kesimpulan sesaat.
"kumohon jangan jadikan semua ini, alasan menyakitiku, meski dirimu tak hanya untukku, tapi cobalah sejenak mengerti." Kalau mungkin seseorang pergi/menjauh untuk menjadi suatu alasan menghindar tanpa alasan, sadarkan itu menyakitkan. Posisikan saat dirimu tak mau untuk memilih (di antara dua). Mengerti... Sewajarnya itu, mengertilah posisi orang lain.
"Bila rasaku ini rasamu, sanggupkah engkau menahan sakitnya terkhianati cinta yang kau jaga." Sakit ya... Satu sisi seseorang ternyata tak mencintaimu, sisi yang lain (dirimu) terlanjur mencintainya. Dan semuanya terjawab di akhir.
Aku Harus Jujur
"maafkan kali ini aku harus jujur, kau harus tau siapa aku sebenarnya." "terfikir dalam benakku tentang cinta terlarang, selama ini terpendam."
Inilah sebuah kejujuran, untuk dia tau siapa dirimu. Nyatanya? Santai saja. Tapi ini bukan cinta terlarang, namun sesuatu yang terpendam, dan tak pernah kau coba membuka pendaman itu, padahal "hujan" sudah membasahkannya.
"tak mampu menjadi yang kau mau, aku mencoba, dan aku tak mampu." "tak bisa lagi mencintaimu dengan sisi lainku. Aku tak sanggup menjadi biasa, aku tak sanggup." "tak ada satupun yang mungkin bisa, terima kau seperti aku, kumohon jangan salahkan aku lagi. Ini aku yang sebenarnya."
Ketika seseorang mencoba menjadi yang dirinya mau, pada akhirnya tak mampu. Seakan mencoba memasuki dunia yang bukan diri sendiri. Tapi itu seakan pernyataan kesanggupan, untuk mencoba mengerti sisi orang lain, dan masuk ke dunianya. Dan ketika mencoba untuk menunjukkannya, kesanggupan itu seolah luntur, mundur perlahan. Kalau mungkin aku mencoba membuat dirinya menjadi lebih (karena bisa menerima), anggaplah itu sebagai nilai lebih (karena tak pernah diminta) tapi jangan sekali-kali memaksakannya. Dan bahwa akhirnya, inilah aku sebenarnya. Walau mungkin tak pernah disadari.
"tak mampu menjadi yang kau mau, aku mencoba, dan aku tak mampu."
Sekali lagi kau mencoba menjadi ada yang diinginkannya, dan takkan mampu.
Bukan kesalahan, tapi inilah tentang perasaan.
Komentar